Remaja Kembar asal Yogyakarta Ini Bernama RI 1 dan RI 2
YOGYAKARTA, iNews.id – Remaja kembar asal Yogyakarta memiliki nama yang unik dan tak lazim. Sang kakak bernama Republik Indonesia Satu (RI 1) dan adiknya Republik Indonesia Dua (RI) 2. Kedua remaja pria berusia 17 tahun itu pun hingga saat ini masih menyimpan cita-cita semasa kecil menjadi sosok Presiden dan Wakil Presiden, sesuai dengan nama yang disandangnya.
iNews berkesempatan mengunjungi rumah keluarga pasangan Aji Danang Wisnugroho dan Suryani di Pujokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta, Selasa (3/7/2018). Di sana ada di kembar yang sudah beranjak dewasa dan menjadi pria yang tampan. Tak ada yang berbeda dari si kembar itu dengan remaja lainnya, hanya soal nama yang membuat mereka selalu menjadi pusat perhatian. Keduanya memiliki nama panggilan RI 1 dan RI 2.
Suryani, ibunda remaja kembar menuturkan, saat usia kandungan delapan bulan dan memeriksa hasil USG, dia kaget saat diberikan informasi sedang mengandung bayi kembar. Setelah berkonsultasi dengan suami dan orang tuanya, akhirnya mereka sepakat menamakannya Raden Republik Indonesia Satu dan Dua.
“Saya melahirkan secara operasi sesar pada 1 Oktober 2000. Setelah lahir keduanya sering sakit, akhirnya kami tambahkan namanya. Sang kakak jadi Raden Nakula Republik Indonesia Satu Sakti Aji dan adiknya Raden Sadewa Republik Indonesia Dua Sakti Aji,” kata Suryani.
Dia mengungkapkan, nama Raden itu dari keturunan eyangnya. Sadewa dari pewayangan, sedangkan Reupblik Indonesia agar menjadi anak yang kuat dan membanggakan bagi orang tua, bangsa, dan negara.
Remaja kembar yang menyandang nama unik pun bangga dan senang atas pemberian orang tuanya. Hal itu bahkan mendorong mereka untuk lebih bersemangat untuk mengejar cita-cita sebagai pemimpin. Sang adik tampak supel dan banyak bicara, sedangkan RI 1 lebih kalem dengan pembawaan tenang.
“Dengan nama ini, kami juga memiliki tekat untuk bisa menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Saya ingin mengubah tatanan negara menjadi lebih baik lagi dan mewujudkan Indonesia maju dan tidak kalah dengan negara lainnya,” tutur keduanya.
Editor: Donald Karouw