Resmikan Lumbung Tradisional, Bupati Bantul Minta Petani Pahami Manajemen Stok

BUPATI, iNews.id - Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih meresmikan lumbung Tradisional Mataram milik kelompok Lumbung Timbul Asih di Padukuhan Ngireng-ireng, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Bantul, Rabu (26/10/2022). Bupati minta petani agar memahami manajemen stok pangan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan secara mandiri yang berkelanjutan.

"Saat ini masih banyak ditemui petani menjual hasil panen langsung sekali habis. Kemudian uangnya untuk membeli kebutuhan yang tidak terlalu penting, lebih kepada gaya hidup. Maka kehadiran lumbung tradisional ini bisa dijadikan tempat belajar untuk para petani," kata dia disela-sela peresmian Lumbung, Rabu (26/10/2022).

Baca Juga

Revitalisasi Fisik BCB di Kota Yogyakarta Lambat, Capaian Proyek Baru 35 Persen

Jika petani tidak memahami manajemen stok, maka akan terjadi penurunan harga jual produk pertanian. Saat hasil pertanian melimpah akan berdampak kepada turunnya harga jual hasil panen dari petani. Sebaliknya ketika manajemen stok secara baik mampu menjaga stabilitas harga jual komoditas hasil pertanian.

“Kehadiran lumbung tradisional ini bukan saja dijadikan sebagai penunjang ketahanan pangan, tetapi juga bertujuan meningkatkan ketahanan ekonomi petani,” ujarnya.

Baca Juga

Gelombang Tinggi Landa Pesisir Selatan, Pantai Depok Bantul Terancam Abrasi

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sugeng Purwanto menyampaikan, lumbung tradisional selain digunakan untuk tempat penyimpanan juga berfungsi sebagai media belajar generasi saat ini.

"Kalau dahulu memang digunakan untuk menyimpan. Tetapi kalau sekarang bisa dijadikan media pembelajaran anak-anak muda sekarang," katanya.

Baca Juga

93 Dokter Baru UMY Diambil Sumpahnya, Warek Minta Lulusan Pahami Smart Hospital 

Kehadiran lumbung tradisional ini sebagai program pemberdayaan yang dicanangkan oleh Pemkab Bantul. Bukan hanya berguna untuk pemenuhan kebutuhan pangan, tetapi juga sebagai bentuk menjaga budaya masyarakat terdahulu.

Editor: Kuntadi Kuntadi