get app
inews
Aa Text
Read Next : Kecelakaan di Kulonprogo, Pemotor Tewas Terpental 10 Meter Ditabrak Minibus

Sakralnya Tari Tayub Bayar Danyang di Watu Goyang Mangunan, Ritual Jumat Kliwon Setiap Sapar

Sabtu, 17 September 2022 - 07:01:00 WIB
Sakralnya Tari Tayub Bayar Danyang di Watu Goyang Mangunan, Ritual Jumat Kliwon Setiap Sapar
Tujuh penari Tayub Bayar Danyang menari di atas Bukit Watu Goyang. (Foto : MPI/erfan Erlin)

GUNUNGKIDUL, iNews.id- Semilir angin gunung berhembus sepoi-sepoi, Jumat Kliwon (16/9/2022) petang. Alunan musik mulai sayup-sayup terdengar, semakin lama semakin keras volumenya. Temaram sinar matahari senja menghiasi lukisan langit dengan goresan awan semakin membuat suasana semakin syahdu.

Keindahan objek wisata Watu Goyang yang berada di Padukuhan Cempluk Kalurahan Mangunan Kapanewon Dlingo, Bantul terasa semakin sakral. Hamparan permadani perbukitan dan pandangan perkotaan nampak semakin membuktikan keindahan alam Bukit Watu Goyang.

Tujuh penari mengenakan baju serba cokelat muda dikombinasikan dengan kuning satu persatu keluar menuju ke panggung terbuka di batas tebing destinasi wisata 'Watu Goyang', salah satu objek wisata di antara belasan tempat indah di Dlingo.

Para penari mulai bergerak mengikuti irama yang terdengar sakral menyayat kalbu. Perlahan-lahan gerakannya semakin rampak yang membuat para penari larut dalam tariannya. Penonton terdiam menyaksikan gerakan para penari.

Jumat Kliwon ini, masyarakat Dusun Cempluk Kalurahan Mangunan Kapanewon Dlingo memang tengah menggelar acara merti dusun (bersih dusun). Ritual yang hanya mereka gelar tiga tahun sekali, setiap Jumat Kliwon Bulan Sapar dalam penanggalan Jawa.

Dukuh Cempluk, Rohmad menuturkan, Jumat Sore ini mereka sengaja menggelar Tayun Bayar Danyang. Seni tari sebagai wujud ritual mereka untuk berkomunikasi dengan makhluk-makhluk ghaib yang ada di Padukuhan Cempluk Mangunan ini. "Ini tarian khusus yang kami gelar pada momen tertentu," tutur dia Jumat.

Salah satu gerakan Tayub Bayar Danyang adalah dengan memasukkan koin. Hal tersebut sebagai tanda rakyat bersatu dengan pamongnya (pengasuhnya) sehingga terciptalah kerukukan.

Dia menjelaskan Danyang itu adalah pamong gaib atau pembimbing gaib. Tarian ini juga sebagai hal untuk menunjukkan masyarakat bisa dan siap hidup berdampingan dengan makhluk-makhluk ghaib yang sudah ada sejak mereka belum lahir.

"Kami meyakini makhluk gaib itu ada. Bukan syirik, karena makhluk ciptaan Tuhan itu tidak hanya manusia, tumbuhan atau hewan. Tetapi juga ada makhluk gaib," ujarnya.

Tayub Bayar Danyang menjadi salah satu rangkaian Merti Dusun Cempluk. Sebelum itu, mereka telah menggelar kegiatan ziarah kubur, kenduri, kirab budaya. Jumat malam mereka menggelar pengajian dan dilanjutkan dengan pengajian.

Lurah Mangunan, Aris Purwanto menjelaskan merti dusun kali ini mereka gelar untuk menggali potensi budaya yang kebetulan dijadikan satu dengan potensi wisata. Karena seperti diketahui, Padukuhan Cempluk mendapatkan anugerah keindahan alam yang luar biasa.

"Ini perwujudan rasa syukur masyarakat setelah pandemi dan berbagai kendala namun masyarakat masih bisa tetap panen. 

Selain sebagai ritual syukur mereka terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Merti Dusun ini juga akan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan. Nantinya kegiatan ini akan menjadi agenda rutin tahunan yang bakal masuk dalam kalender event mereka.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut