get app
inews
Aa Text
Read Next : Puasa Ayyamul Bidh Juli 2024 / Muharram 1446 Hijriah Versi Pemerintah dan NU, Bacaan Niat dan Keutamaan

Mengenal Sejarah Bubur Asyura yang Disajikan tiap 10 Muharram, Ini Maknanya

Selasa, 16 Juli 2024 - 20:25:00 WIB
Mengenal Sejarah Bubur Asyura yang Disajikan tiap 10 Muharram, Ini Maknanya
Sejumlah anak yatim di Bantul menyantap bubur suro. ( Foto: Dok.iNews.id)

JAKARTA, iNews.id - Sejarah bubur asyura yang hanya ada di Bulan Muharram tepatnya setiap 10 Muharram ternyata sarat makna mendalam. Bubur Suro merupakan bentuk pengungkapan rasa syukur manusia atas keselamatan yang selama ini diberikan oleh Allah SWT.

Bubur Suro ternyata sudah ada sejak masa Nabi Nuh kala bersama kaumnya yang beriman selamat dari banjir besar dengan menaiki perahu.

Asyura berasal dari kata asyara, artinya bilangan 10. Banyak peristiwa penting dan monumental yang terjadi di tanggal 10 Muharram. 

Badaruddin al-‘Aini dalam kitab Umdatul Qari’ Syarah Shahih Bukhari, juz 11, halaman 117, menjelaskan sebuah pendapat bahwa di hari ‘Asyura Allah memberikan kemuliaan dan kehormatan kepada sepuluh nabi-Nya. 

Yaitu kemenangan Nabi Musa atas Fir’aun, pendaratan kapal Nabi Nuh, keselamatan Nabi Yunus dengan keluar dari perut ikan, ampunan Allah untuk Nabi Adam AS, keselamatan Nabi Yusuf dengan keluar dari sumur pembuangan. Selain itu, kelahiran Nabi Isa AS, ampunan Allah untuk Nabi Dawud, kelahiran Nabi Ibrahim AS, Nabi Ya’qub dapat kembali melihat, dan ampunan Allah untuk Nabi Muhammad baik kesalahan yang telah lampau maupun yang akan datang.

Karena itu, muslim di belahan dunia menyambut hari Asyura dengan beragam amalan dan tradisi. Salah satunya membuat bubur asyura seperti lazim dilakukan masyarakay Muslim Indonesia.

Sejarah Bubur Asyura

Bubur Asyuro ternyata sudah ada sejak masa Nabi Nuh kala bersama kaumnya yang beriman selamat dari banjir besar dengan menaiki perahu.

Dinukil dari laman PISS-KTB, dihikayatkan, bahwa tatkala perahu Nabi Nuh AS. sudah berlabuh (siap digunakan) pada hari ‘asyuro, beliau berkata kepada kaumnya: “kumpulkanlah semua perbekalan yang ada pada diri kalian!”. Lalu beliau menghampiri (mereka) dan berkata: “(ambillah) kacang fuul (semacam kedelai) ini sekepal, dan ‘adas (biji-bijian) ini sekepal, dan ini dengan beras, dan ini dengan gandum dan ini dengan jelai (sejenis tumbuhan yang bijinya/buahnya keras dibuat tasbih)”.

Kemudian Nabi Nuh berkata: “pasaklah semua itu oleh kalian!, niscaya kalian akan senang dalam keadaan selamat”. Dari peristiwa ini maka kaum muslimin (terbiasa) memasak biji-bijian. Dan kejadian di atas merupakan praktik memasak yang pertama kali terjadi di atas muka bumi setelah kejadian topan. Dan juga peristiwa itu dijadikan (inspirasi) sebagai kebiasan setiap hari ‘asyuro.

بَقِي مَعكُمْ من الزَّاد فجَاء هَذَا بكف من الباقلاء وَهُوَ الفول وَهَذَا بكف من العدس وَهَذَا بأرز وَهَذَا بشعير وَهَذَا بحنطة فَقَالَ اطبخوه جَمِيعًا فقد هنئتم بالسلامة فَمن ذَلِك اتخذ الْمُسلمُونَ طَعَام الْحُبُوب وَكَانَ ذَلِك أول طَعَام طبخ على وَجه الأَرْض بعد الطوفان وَاتخذ ذَلِك عَادَة فِي يَوْم عَاشُورَاء

Sejak itu, tradisi membuat bubur Suro dilakukan kaum Muslim di berbagai belahan dunia tak terkecuali di Indonesia.

Kisah Nabi Nuh Dalam Alquran

وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. (QS. Hud: 41).

Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan maksud ayat tersebut yakni dengan menyebut nama Allah, ia (Nuh) dapat berlayar di atas air, dan dengan menyebut nama Allah pula ia dapat berlabuh di akhir perjalanannya.

Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. (Hud: 42) Maksudnya, bahtera itu berlayar membawa mereka di atas permukaan air yang telah menggenangi semua daratan di bumi, yang ketinggiannya sampai menutupi puncak-puncak gunung yang tertinggi, dan lebih tinggi lima belas hasta darinya.

Menurut pendapat lain, tinggi banjir besar itu mencapai delapan puluh mil. Bahtera Nabi Nuh itu berlayar di atas permukaan air dengan seizin Allah dan dengan pengawasan, pemeliharaan, penjagaan, dan karunia­Nya.

Seperti yang disebutkan di dalam ayat lain, yaitu: Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung), Kami bawa (nenek moyang) kalian ke dalam bahtera, agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kalian dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar. (Al-Haqqah: 11-12).

Makna Bubur Asyura

Bubur Asyura ternyata bukan sekadar bubur biasa. Sebab, ada makna di baliknya. Bubur Asyura merupakan lambang rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas berkah dan rezeki yang diperoleh dalam waktu setahun. Selain itu, memohon keberkahan dan keselamatan lahir batin dunia akhirat setahun yang akan datang

Bubur Asyuro juga merupakan bentuk pengungkapan rasa syukur manusia atas keselamatan yang selama ini diberikan oleh Allah SWT.

Makna Bubur Asyura juga untuk mempererat silaturahmi, mendoakan alam dan seisinya, khususnya untuk keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. 

Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku, yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai balasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh). Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (Al-Qamar: 13-15)

Mengenai lama masa banjir dibumi ini Ulama' berbeda pendapat, sebagian ulama' berpendapat : "Banjir itu menggenang diatas bumi selama 6 bulan" Sebagian ulama' lagi berpendapat bahwa banjir itu menggenangi bumi selama 150 hari (5 bulan).

Setelah hampir enam bulan, perahu Nabi Nuh berlabuh tepat pada Hari Asyuro,yaitu tanggal 10 dari Bulan Muharram.

"Kemudian berpuasalah Nabi Nuh dihari itu sebagai ungkapan syukur kepada Allah. Nabi Nuh juga memerintahkan semua penumpang untuk ikut menunaikanpuasa sebagai tanda syukur atas kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah SWT. Para hewan semua juga ikut melakukan puasa.

Wallahu A'lam.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut