Silaturahmi ke Muhammadiyah, Ini Pesan Haedar Nashir ke AHY
YOGAKARTA, iNews.id-Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harumurti Yudhoyono (AHY) melakukan silaturahmi ke PP Muhammadiyah, Sabtu (3/4/2021). AHY diterima Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir di kantor PP Muhammadiyah Jalan Cik Ditiro, Yogyakarta.
AHY dalam kesempatan itu didampingi Sekjen DPP Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya, Bendahara Umum DPP Partai Demokrat Renville Antonio dan Ketua DPD Partai Demokrat DIY Heri Sebayang. Sedangkan Haedar Nashir didampingi Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto.
Haedar Nashir mengatakan silaturahim tersebut sudah lama diagendakan. Silaturahmi sendiri sebagai ajang diskusi mengenai kebangsaan dan kenegaraan. Namun dalam persepektif yang berbeda. AHY sebagai ketua umum Partai Demokrat dari aspek politik sedangkan Muhammadiyah dari perspektif kemasyarakatan dan kebangsaan.
“Jadi diskusi dalam dua perspektif yang berbeda dan Muhammdiyah tidak masuk ke arena partai politik,” katanya.
Menurut Haedar dalam pertemua tersebut memberikan beberapa pesan kepada AHY. Di antaranya tentang kondisi bangsa yang secara umum kehidupan kebangsaan masih ada di dalam koridor demokrasi dan konstitusi, tetapi juga menghadapi sejumlah masalah dalam kehidupan berdemokrasi.
“Di mana ada politik yang transaksional, politik yang cenderung oligarki, politik yang sampai batas tertentu oportunistik dan nir etika,” katanya.
Kemudian dalam konteks kehidupan kebangsaan maupun politik yang menjadi arena partai politik. Dalam hal ini semua pihak harus berdiri tegak di atas konstitusi. Indonesia itu kuat dan akan tetap eksis karena memiliki konstitusi yang kuat. Dari pembukaan UUD 45 serta berbagai macam UUD tempat di mana koridor berbangsa dan bernegara.
Sekali ada defiasi terhadap konstritusi dan perundang-undangan maka biasanya akan timbul masalah dalam kehidupan kebangsaan, lebih-lebih konstitusi yang berkaitan dengan cita-cita luhur bangsa yang berkaitan sebagai negara merdeka bersatu, berdaulat, adil dan Makmur yang itu menjadi cita-cita kehidupan bangsa kita oleh para pendiri negeri ini.
“Itulah pentingnya Pancasila sebagai rujukan bangsa kita termasuk di dalam politik. Jangan sampai Pancasila berhenti pada lisan, tulisan, dan retorika,” ujarnya.
Untuk itu Partai Demokrat dan semua elite politik harus menjadikan Pancasila sebagai political behaviour, menjadi pola perilaku politik yang didasarkan pada nilai ketuhanan yang maha esa. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai persatuan Indonesia, nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Selain itu, juga berharap seluruh komponen bangsa, lebih-lebih di kekuatan politik dan pemerintahan memberi teladan dan contoh serta aplikasi dalam kehidupan berpolitik,” katanya.
Editor: Ainun Najib