Sri Sultan HB X Dorong Penguatan Desa Mandiri Budaya
YOGYAKARTA, iNews.id – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono x mendorong penguatan Desa Mandiri Budaya (DMB) dengan memperhatikan keterlibatan warga dalam pengelolaannya. Pengembangan desa harus disesuaikan dengan profil yang ada di setiap desa.
Menurut Sultan, DMB adalah sebentuk desa model yang dikelola secara terpadu dengan tetap memperhatikan peran warga dalam pengelolaannya. DMB menjadi penting karena memiliki berbagai peran strategis dan bisa memberikan identitas desa yang spesifik. Dampak dari penetapan desa model itu, memotivasi peningkatan kesadaran dan peranserta warga dalam DMB.
Dalam pengelolaan DMB, Sultan mengusulkan diterapkan simplifikasi pengorganisasian lintas struktural dan fungsional (Cross Structural and Functional Organization) dengan membentuk Satgas Semi Full-Time.
“Saya menunggu munculnya embrio gagasan tentang bentuk simplifikasi struktur organisasi dan hubungan fungsional lintas OPD itu karena program DMB melibatkan 15 OPD DIY dan OPD kabupaten/kota,” kata Sultan pada "Sharing Session Leadership: Penguatan Desa Mandiri Budaya" di Yogyakarta, Senin, (29/11/2021).
Menurut Sultan, kesuksesan DMB tergantung pengorganisasian dan SDM pelakunya. Untuk satgas ini akan dipimpin sekda didampingi Ketua Harian Paniradya Pati dan Wakilnya yakni Kepala Biro Organisasi yang didukung SDM Pejabat Eselon 3 OPD terkait yang kompeten di bidang pengorganisasian.
Gubernur berharap pendekatan sosial untuk mengembangkan potensi desa dimaksimalkan sesuai dengan profil setiap desa. Jika keunggulan itu dilancarkan dengan strategi desa melayani kota, maka desa bisa menjadi sentra pertumbuhan.
“Oleh karena itu pembangunan desa oleh kabupaten, harus diprioritaskan. Karena relevan untuk mengakselerasi pembangunan desa, dimana sumber potensinya ada di desa,” kata Sultan.
Sultan juga minta agar pengembangan desa budaya jangan dimaknai sebagai dhawuh dalem seorang Sultan kepada kepala OPD sebagai abdi.
“Kerancuan cara pengabdian ini bisa jadi sekadar digunakan payung-lindung atas ketidakmampuan atau miskinnya inovasi dan matinya kreativitas untuk menjalankannya,” ujar Sultan.
Editor: Kuntadi Kuntadi