Suhu Dingin Landa DIY, Produksi Ikan Terancam Turun
SLEMAN, iNews.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mencatat suhu paling dingin di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencapai 18 derajat Celsius karena memasuki musim kemarau.
Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG DIY, Djoko Budiyono mengatakan saat musim kemarau energi panas matahari akan terpantulkan dari bumi langsung hilang di atmosfer. Hal itu disebabkan rendahnya kandungan uap air di udara.
“Kondisi ini semakin dipengaruhi adanya angin dari Australia yang bersifat kering dan dingin,” kata Djoko melalui keterangan resminya kepada awak media, Jumat (6/7/2018).
Kasi Produksi Budidaya Ikan, Dinas Kelautan dan Perikanan Kulonprogo Wakhid PS mengatakan, suhu dingin saat musim kemarau tersebut akan berdampak pada tingkat produksi budidaya ikan. Menurutnya, dalam kondisi dingin nafsu ikan untuk makan akan turun.
“Selain tidak nafsu makan, suhu yang cukup dingin akan membuat jamur cepat berkembang sehingga mengganggu pertumbuhan dan kondisi kesehatan ikan,” kata Wakhid.
Dia menjelaskan para pembudidaya ikan akan mengurangi pakan untuk mengatasi hal tersebut akibatnya pertumbuhan juga akan menurun. Dia mencontohkan ikan lele yang idealnya bisa dipanen dalam usia 50 hari akan mundur sampai berusia 70 hari.
Wakhid mengungkapkan pembudidaya ikan sudah paham dengan perubahan cuaca. Mereka biasanya akan memilih menunda menebar benih pada kondisi seperti ini. “Biasanya yang menebar 200 per meter hanya akan menebar 100 per meter akibatnya jelas produksi ikan juga akan turun,” ujarnya.
Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kulonprogo, Sudarno penurunan produksi ikan akan terasa ketika kondisi cuaca ekstrem. “Kalau siang dan malam sama dingin dan suhu tidak jauh berbeda dampak tidak akan besar. Tapi kalau suhu pada siang hari dan malam hari berbeda jauh maka ikan akan terpengaruh” kata dia. (kuntadi)
Editor: Muhammad Saiful Hadi