Sungguh Sadis, Ibu Ini Tega Lempar Anaknya ke Kandang Beruang

TASHKENT, iNews.id - Apa yang dilakukan oleh seorang ibu di Uzbekistan ini sungguh sadis. Dia berusaha membunuh anak perempuannya berusia 3 tahun dengan melempar ke kandang beruang.

Peristiwa tragis itu terjadi di Kebun Binatang Tashkent belum lama ini. Bocah malang itu tergeletak tak berdaya di lantai kandang setelah dilempar oleh ibunya dari ketinggian sekitar 5 meter. 

Baca Juga

Omicron Merebak, Dinas Pariwisata Belum akan Tutup Objek Wisata

Seekor beruang coklat Kaukasia bernama Zuzu menghampiri bocah tak berdaya itu lalu mengendusnya.

Jelas saja pengunjung di lokasi berteriak panik, berusaha mencari pertolongan. Dengan sigap petugas kebun binatang masuk kandang untuk mengalihkan perhatian Zuzu kemudian memasukkannya ke kerangkeng.

Baca Juga

Pendiri Kopassus Ini Berani Tampar Soeharto Muda Gara-Gara Ini

Balita itu berhasil diselamatkan dengan luka benturan karena dilempar, bukan akibat serangan beruang. Dia dirawat di rumah sakit karena luka di kepala, gegar otak, serta luka sayat dan memar akibat benturan. 

Sementara itu sang ibu langsung ditangkap polisi. Dia didakwa melakukan percobaan pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Baca Juga

17 Kapal yang Terbakar di Pelabuhan Tegal Berhasil Dipadamkan Setelah 21 Jam

Saksi mata mengatakan, sebenarnya rencana sang ibu melempar putrinya ke kandang sudah diketahui sebelum kejadian. Namun pengunjung tak kuasa menahan pelaku yang sudah naik pagar.

Belum jelas apa motif pelaku tega ingin membunuh putrinya dengan cara demikian.

“Seorang perempuan muda melempar gadis kecil ke kandang beruang coklat di hadapan semua pengunjung. Benar-benar tidak jelas apa motifnya. Baik pengunjung dan staf kebun binatang berusaha menghentikannya, tapi gagal," kata seorang juru bicara kebun binatang, dikutip dari The Sun, Minggu (30/1/2022).

Dia menambahkan, sepertinya Zuzu tak tertarik memangsa korban. Setelah mengendusnya, Zuzu berjalan meninggalkannya kemudian perhatiannya dialihkan oleh petugas keeper.

Editor: Ainun Najib