Supermarket Sapi, Tawarkan Sapi Kurban lengkap dengan Jagalnya
KULONPROGO,iNews.id – Hari raya Idul Adha atau yang biasa disebut Idul Kurban tinggal dua hari lagi. Bagi Anda yang ingin berkurban di areal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya, Anda mungkin dapat mencoba mendatangi supermarket sapi di Kulonprogo. Supermarket tersebut menjual sapi dengan berbagai variasi harga dan dijamin sudah memenuhi persyaratan untuk kurban.
Supermarket sapi milik Olan Suparlan (41), warga Blimbing Desa Sukoreno, Sentolo, Kulonprogo, ini sudah dirintis sejak enam tahun lalu. Ada ratusan ekor sapi yang ditawarkan di beberapa kandang miliknya.
Usaha jual beli sapi sudah dilakoni Olan sejak puluhan tahun silam. Dari pengakuannya, dagang sapi sudah digeluti oleh mendiang kakeknya, yang kemudian diwariskan kepada ayahnya. Kini sebagai generasi ketiga, Olan kian mantap menapaki usaha jual beli sapi di samping membuat kolam renang dan restoran.
Hampir setiap tahun, menjelang hari Raya Idul Adha, Olan membuka supermarket sapi. Saat ini sudah ada 160 ekor sapi yang ditempatkan di beberapa kandang di sekitar rumahnya. Setiap kandang dikelola sendiri dengan dibantu sejumlah pekerja, untuk membersihkan dan memberikan pakan sapi.
Sapi yang dijual, kebanyakan diambil dari sekitar Kulonprogo, dan beberapa kabupaten lain di DIY. Namun dia juga mengambil dari Madura dan kabupaten lain di Jawa Tengah. Sapi yang ditawarkan juga berbagai jenis, mulai dari sapi jawa, PO hingga limosin.
Setiap sapi yang tiba di kandang akan diberikan nomor punggung menggunakan cat. Untuk memudahkan pembeli, Olan juga membuat daftar harga dengan mencantumkan nomor punggung dan harganya. Jika sudah ada yang terjual, dalam buku menu ini akan diberikan keterangan terjualnya.
“Sudah dua bulan supermarket kita buka, dan sudah banyak yang laku. Pembeli datang kita berikan buku dan tinggal mengecek sendiri,” tutur Olan, Senin (20/8/2018).
Biasanya, sampai lebaran tiba, Olan mampu menjual hingga 170 ekor. Sapi ini tidak hanya dijual di seputaran Kulonprogo dan DIY saja. Namun, ada juga yang dikirim hingga ke Magelang, Purworejo ataupun Klaten. Bahkan ada permintaan sampai di Jakarta ataupun Bandung.
Setiap ekor sapinya, dijual cukup bervariasi. Mulai harga Rp18 juta sampai dengan Rp25juta. Di kisaran harga inilah banyak konsumen yang memburu untuk kurban. “Sudah 125 yang terjual dan tinggal dikirim,” ujarnya.
Untuk memasarkan sapi-sapinya, Olan hanya mengandalkan pemasaran dari mulut ke mulut. Salah satunya melalui teman-temannya sesama pedagang sapi. Termasuk pelanggan hewan kurban yang datang setiap tahun. Biasanya pelanggan hanya minta sampel harga dan foto sapi. Begitu tertarik akan datang untuk melihat dan terjadilah transkasi penjualan.
“Meski sampel lewat medsos, tetapi transaksi tetap bertatap muka langsung untuk memastikan sapinya,” jelasnya.
Untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan, Olan memberikan garansi yang cukup memikat. Dia menjamin sapi yang sudah dibeli dalam kondisi sehat. Untuk itulah, kecukupan pakan, dan kesehatan sapi benar-benar diperhatikan. Meski sudah dibeli, perawatan tetap diutamakan. Jika ada yang sakit atau mati, maka akan ditukar dengan sapi yang seukuran. Itupun dengan kesepakatan dengan pembeli.
Selain itu, Olan juga memberikan pelayanan penyembelihan dan pengulitan. Layanan ini gratis dan tidak ada tambahan biaya lagi. Harganya sudah termasuk harga sapi, untuk pakan biaya transport pengiriam dan penyembelihan. “Kami akan antar H-1, dan esoknya kami antar jagal,” ujarnya.
Olan memiliki 80-an jagal yang sudah berpengalaman dalam penyembelihan dan pengulitan. Setiap tahun mereka sudah diturunkan dalam penanganan hewan kurban.
Seorang konsumen Ngadiyono mengaku datang dari Yogyakarta setelah mendengar adanya supermarket sapidi Sentolo. Dia sendiri merupakan salah satu pelanggan dari tempat ini. Menurutnya, harga sapi yangh ditawarkan hampir sama dengan pedagang lain. Namun disini ada servis penyembelihan dan pengulitan yang memudahkan dalam penanganan hewan kurban.
“Selain kita bisa memilih sapi, servis pelayanan ini yang kita cari. Di kota jarang orang yang bisa jadi jagal,” ujarnya.
Editor: Himas Puspito Putra