Tak Terserap BPNT, Puluhan Ton Beras Menumpuk di Gudang Gapoktan

KULONPROGO, iNews.id - Kebijakan pemerintah pusat yang mengalihkan Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) secara tunai lewat Kantor Pos pada periode Januari-Maret kepada keluarga penerima manfaat (KPM) dikeluhkan para supliyer. Kondisi ini menyebabkan puluhan ton beras menumpuk di gudang Gapoktan.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Panca Manunggal, Margiyono mengatakan, sebelumnya mereka telah dipercaya menyalurkan komoditas beras melalui e-warong. Namun sejak periode Januari-Maret yang bersumber dari APBN dialihkan penyalurannya, membuat stok beras di gudangnya menumpuk.
“Karena BPNT dialihkan ke tunai lewat kantor pos, 40 ton beras yang kami siapkan menumpuk di gudang,” kata Margiyono, Senin (7/3/2022).
Stok beras ini sudah disiapkan sejak bulan Januari lalu. Namun pada bulan Maret ada pengalihan beras menjadi bantuan tunai. Padahal mereka sangat menantikan order dari e-warong.
“Dampaknya juga ikut dirasakan petani, karena tidak semua gabah petani terserap,” ujarnya.
Pada akhir Februari lalu, stok beras di gudang mencapai 80 ton sedangkan gabah mencapai 70 ton. Efek negatifnya di masa mendatang, bahan pangan di Kulonprogo akan dibeli pedagang dari luar daerah. Karena tidak ada kepastian petani akan menjual cadangan beras ini ke luar daerah.
“Kami harap penyaluran kembali seperti dulu, agar beras-beras petani ikut terserap,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo, Aris Nugroho mencatat ada 92 pemasok komoditas beras, 200 KWT sebagai penyedia sayuran, 150 peternak telur, 200 peternak penyedia daging ayam. Harga yang dijual juga sesuai dengan harga di pasaran sehingga tidak merugikan KPM.
“Kelompok-kelompok ini kami bina langsung,” katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi