Tapak Suci Bantah Siswanya Terlibat Aksi Teror Bom
YOGYAKARTA, iNews.id - Pimpinan Pusat Perguruan Seni Beladiri Tapak Suci Putera Muhammadiyah, membantah adanya berita yang mengaitkan anak pelaku bom bunuh diri merupakan siswa Tapak Suci. Terlebih Tapak Suci tidak pernah mengajarkan tindakan radikalisme dalam kurikulum pengajaran.
“Ini perlu ditelusuri, karena Tapak Suci tidak pernah mengajarkan paham radikalisme. Tapak Suci sangat menjunjung tinggi sikap toleransi dalam menyikapi berbagai perbedaan,” kata Ketua umum Perguruan Seni Beladiri Tapak Suci, Afnan Hadikusumo, Kamis (17/5/2018)
Anggota DPD perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), juga menyampaikan duka cita kepada para korban teror bom gereja dan markas kepolisian Surabaya. Terlebih penyerangan tersebut merupakan bom bunuh diri yang melibatkan anak-anak. Dia berpendapat bahwa anak yang dilibatkan dalam bom bunuh diri merupakan korban dari keterbatasan pemahaman ilmu agama orang tuanya.
“Kami mendesak polisi untuk mengusut tuntas siapapun pelaku, provokator, dan aktor intelektual di balik pengeboman yang secara sengaja telah menimbulkan kekacauan. Bahkan jika diperlukan, Tapak Suci siap membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan terorisme sesuai dengan kewenangan dan kemampuan yang dimiliki,” ujarnya.
Afnan menjelaskan, Tapak Suci mendidik para siswanya agar memiliki keterampilan dalam beladiri, berakhlak mulia dan menjunjung semangat bela negara. Hal itu terbukti dengan begitu pesatnya perkembangan Perguruan Tapak Suci yang bukan saja diterima di Indonesia. Namun sudah tersebar hingga ke negara-negara lain seperti di Taiwan, Singapura, Brunei, Thailand, Malaysia, Mesir, bahkan di negara-negara Eropa.
“Siswa Tapak Suci juga berasal dari berbagai latar belakang yang bersifat multibangsa, multietnis, multikultur, multiras, dan multiagama,” kata dia.
Editor: Muhammad Saiful Hadi