Tawarkan Lobster Murah, 2 Mantan TKI Sukses Berbisnis Kuliner

BANTUL, iNews.id – Lama merantau sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI), pasangan suami istri di Bantul sukses mengembangkan berbisnis kuliner. Dia menawarkan aneka kuliner berbahan seafood, dengan harga yang sangat terjangkau.
Pasangan Setiawan dan Rusmini ini sejak 2014 mendirikan warung “Kak Rus” yang terletak di Padukuhan Sidorejo, Ngestiharjo, Kasihan Bantul. Lokasi warung yang berada di objek wisata Embung Kalibayem mudah dicari. Apalagi harga dan rasanya mantap, tidak kalah dengan olahan koki di hotel berbintang.
Menurut Setiawan, usaha kuliner ini didirikan karena dia cukup lama berada di luar negeri sebagai TKI. Lidah mereka juga sudah terbiasa dengan aneka menu olahan ikan. Dari di situlah dia mencoba belajar memasak dan mengolah aneka jenis olahan ikan.
“Sejak 2014 kami putuskan berhenti menjadi TKI dan membuka warung ini,” katanya.
Mengusung jargon lobster murah, warung ini mengandalkan dua menu yaitu lobster asam manis dan lobster lada hitam. Menu ini diolah dengan bumbu dapur seperti irisan bawang putih, bawang bombai, cabai, bubuk lada hitam dan garam. Sebelum diolah lobster ini dibersihkan dan dibelah menjadi dua bagian kemudian di goreng. Setengah matang diolah lagi dengan bumbu asam manis maupun lada hitam.
Agar harganya murah, mereka memanfaatkan lobster reject hasil tangkapan nelayan. Banyak pengepul yang tidak tertarik dengan lobster yang sungut atau kakinya rusak sehingga dijual murah.
Satu porsinya dijual dengan harga Rp33.000 hingga Rp75.000. Sedangkan untuk porsi keluarga yang terdiri atas dua lobster dan dua kepiting dan kerang plus nasi dijual dengan harga Rp100.000.
“Sebelum pandemi bisa menjual 40 ekor lobster dan kepiting sekarang turun hingga setengahnya,” katanya.
Salah satu penikmat kuliner seafood, Suharjito mengatakan, kuliner di warung Kak Rus memiliki keunggulan pada razanya yang lezat. Bahkan rasanya tidak kalah dengan olahan chef di hotel-hotel berbintang.
“Rasanya ini cukup enak dan harganya sangat murah dan terjangkau,” katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi