TGB Zainul Majdi : Kiai Munawwir Krapyak Menanam Pohon yang Buahnya Tak Kenal Musim

YOGYAKARTA, iNews.id - Pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Munawwir, KH Munawwir Abdullah Rosyad memiliki visi panjang dalam mendidik santri. Menurut cendekiawan muslim asal NTB TGB M Zainul Majdi, Kiai Munawwir Krapyak begitu biasa disapa telah menanam pohon dengan akar yang kuat.
“Hal ini dapat kita saksikan dari usia pesantren ini yang sudah lebih dari 1 abad,” katanya.
Dijelaskan, akar kuat yang telah ditanam kuat menjadikan batang dan ranting yang kuat. Buah dari pesantren ini dapat dinikmati hingga saat ini.
“Almagfurlah (Kiai Munawwir) menghasilkan ulama Alquran terkemuka di Indonesia bahkan mancanegara,” bebernya.
Ketua Umum Nadhlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI) ini mengajak para santri meneladani Kiai Munawwir yang memiliki visi panjang ke depan. Hadirnya ponpes tak hanya dinikmati di masa itu, hingga kini dapat dirasakan.
“Para santri harus memiliki semangat yang sama dengan beliau,” ucapnya.
TGB mengatakan, perjuangan yang dilakukan Kiai Munawwir, mengingatkannya dengan ungkapan di dalam Alquran yaitu kalimatan tayyibatan. Ponpes Al Munawwir merupakan kalimatan tayyibatan, memiliki akar yang kuat. Batang dan dahannya menjulang tinggi.
“Dan buahnya tak mengenal musim. Ini buah dari perjuangan Almaghfurlah,” imbuhnya.
Lebih lanjut, mungkin belum ada yang menghitung secara pasti jumlah santri dan santriwati yang dicetak oleh Ponpes Al Munawwir. Belum lagi santri-santri tersebut kembali mencetak santri atau menjadi kiai-kiai besar.
“Beliau melahirkan Kiai Arwani di Kudus. Ada lagi Ponpes Pandanaran, belum lagi di tempat lain. Itu adalah paku-paku kemudian melahirkan kembali pondok pesantren yang lain,” ucapnya.
TGB menambahkan, santri-santri menghadapi tantangan untuk menjadi buah yang matang. Tak sekadar terlihat matang di luar, namun ketika dibuka buahnya masih terasa masam.
“Simak perjalanan beliau mondok yang diceritakan Romo Kiai, beliau 15 tahun di Makkah dan 6 tahun di Madinah,” ujarnya.
“Kalau ananda semua tak dapat 21 tahun ya seperempatnya, 5 tahun saja. Maka mari kita menghargai tempat belajar ini,” sambungnya.(*)
Editor: Febrian Putra