get app
inews
Aa Text
Read Next : Buron 4 Tahun, Maam Taplo Anggota KKB Pembunuh Nakes Gabriella Meilani Ditangkap

UGM Kembangkan Bahan Pewarna Alami dari Limbah Kayu Merbau di Papua

Rabu, 23 Februari 2022 - 10:15:00 WIB
UGM Kembangkan Bahan Pewarna Alami dari Limbah Kayu Merbau di Papua
Peneliti UGM memaparkan hasil pengembangkan serbuk kaya Merbau sebagai bahan pewarna alam di papua. (Foto: istimewa)

SLEMAN, iNews.id - Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan pewarna alami menggunakan limbah kayu Merbau di Papua. Serbuk pewarna alami ini akan menjadi solusi dalam pengembangan industri tekstil. 

Peneliti UGM Edia Rahayuningsih mengatakan, Indonesia menjadi penguasa pasar pewarna alami biru Indigo terbesar di dunia. Hampir di semua daerah memiliki budaya penggunaan pewarna alami sebagai bahan baku pewarna tekstil.

“Indonesia memiliki kekayaan sumber daya pewarna alami secara turun temurun,” katanya. 

Atas kondisi ini, enam peneliti UGM dibantu tiga peneliti dari mitra industri serta 25 mahasiwa mengembangkan industri pemanfaatan potensi sumber daya alam untuk pewarna alami tersebut. Tim UGM ini tergabung dalam kelompok riset Indonesia Natural Dye Institute Universitas Gadjah Mada (INDI-UGM). 

Bekerja sama dengan CV Karui Jayapura, tim ini melakukan program hilirisasi produk purwarupa dengan membangun miniplant produksi serbuk pewarna alami dari limbah industri penggergajian dari kayu Merbau di Jayapura Papua. 

“Limbah dari hasil hutan ini sangat potensial digunakan sebagai sumber bahan baku industri pewarna alami,” katanya.

Sebagai ketua tim, Edia mengatakan selama ini limbah kayu ini belum dimanfaatkan. Oleh sejumlah perusahaan hanya dibuang sehingga menimbulkan masalah lingkungan.
 
Melalui pendanaan dari Kemendikbud pihaknya telah mengirim alat untuk miniplant ini bersumber dari Program Dana Padanan atau Matching Fund ke Papua. Tahun 2021 Batch 9 Kedaireka DIKTI dan dilaksanakan dengan pengawalan Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM dan dana dari mitra. Pihaknya telah memproduksi alat untuk pengolahan serbuk alami tersebut yang dikelola oleh CV Karui Jayapura. 

“Serbuk pewarna alami ini bisa mencapai 1,4 kuintal per hari karena bahan baku melimpah,” katanya.

Edia berharap serbuk pewarna alami ini kembangkan ke tahap komersialisasi agar bisa digunakan oleh perajin batik, industri tekstil dan mendukung program SDGs.

“Pewarna alam juga bisa diambil dari tanaman indigofera, limbah kakao, limbah sawit, dan limbah kulit kayu mangrove,” katanya.

Rektor UGM Panut Mulyono,  berharap produk serbuk pewarna alam ini bisa menggerakkan perekonomian masyarakat Papua. Produk ini bisa memasok bahan baku pewarna alami untuk industri tekstil. 

“Pewarna alami ini bisa menjadi substitusi dari pewarna sintetis dan ini bisa dieskpor,” katanya. 
 
Direktur CV Karui Jayapura, Alexander Sorondanya, tidak menyangka limbah kayu Merbau yang dibuang bisa berguna industri tekstil. Selama ini limbah hanya dibuang dan tidak dimanfaatkan. 

Editor: Kuntadi Kuntadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut