Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Bentuk Satgas PPKS untuk Cegah Kekerasan Seksual
SLEMAN, iNews.id - Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta membentuk satuan tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS). Satgas ini bertugas membantu pimpinan universitas dalam pencegahan dan penanganan korban kekerasan seksual bagi warga kampus.
Satgas ini beranggota 25 orang, yang terdiri atas 14 mahasiswa, 10 dosen dan satu tenaga kependidikan. Satgas ini diketahui Ni Luh Putu Rosiandani yang merupakan dosen Sastra Inggris yang telah dilantik Rektor USD Albertus Bagus Laksana, Jumat (17/3/2023).
“Pembentukan Satgas PPKS ini untuk merespons Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Pendidikan Tinggi. Sebagai universitas Jesuit di Indonesia, pembentukan Satgas PPKS ini sebagai implementasi dari Protokol Safeguarding dalam Karya Serikat Yesus Provinsi Indonesia,” kata Romo Bagus.
Menurutnya, pembentukan satgas ini tidak lepas dari data Komnas Perempuan, yang menempatkan perguruan tinggi pada urutan pertama kasus kekerasan seksual di jenjang pendidikan antara tahun 2015-2021.
Satgas ini akan menyusun pedoman pencegahan dan penanganan kekerasan seksual, sosialisasi pendidikan kesetaraan gender, kesetaraan disabilitas, pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi hingga koordinasi dalam pemberian pelindungan kepada korban dan saksi. Satgas juga akan melakukan survei kekerasan seksual dan melaporkan hasilnya kepada pimipinan.
“Tugasnya tidak sekadar mencegah dan menangani kekerasan seksual di lingkungan kampus, namun juga membentuk kultur relasional manusiawi yang aman supaya kehidupan bersama menjadi utuh dan setiap individu dihargai martabatnya,” katanya.
Satgas ini, 90 persen merupakan perempuan yang didominasi mahasiswa. Ini menunjukkan komitmen USD terhadap pemberdayaan kelompok yang seringkali termajinalkan, menjadi korban dalam relasi-relasi yang tidak adil, termasuk dalam kekerasan seksual.
“Kami dukung penuh Satgas PPKS, untuk menciptakan budaya aman adalah tugas kita bersama,” katanya.
Ketua Satgas PPKS USD, Ni Luh Putu Rosiandani mengatakan, keberadaan satgas diharapkan dapat menguatkan upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. Sebelumnya sudah ada satgas sementara yang telah berproses untuk mengumpulkan berbagai informasi dan meletakkan dasar-dasar bagaimana bergerak menangani kasus kekerasan seksual.
“Mudah-mudahan kami dapat menciptakan kultur relasi yang sehat, aman dan nyaman bagi seluruh warga kampus,” ujarnya.
Wakil Rektor III USD, Titik Kristiyani mengatakan, Satgas PPKS tidak hanya berfokus pada penangangan kasus, namun juga pencegahan. Upaya pencegahan dilakukan dengan sosialisasi kepada semua warga kampus untuk menciptakan budaya aman bagi semua.
“Kampus Sanata Dharma bisa menjadi lingkungan yang aman untuk bertumbuh, berkreasi dan semakin peduli pada sesama,” katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi