get app
inews
Aa Text
Read Next : 5 Pos Polisi di Yogyakarta Dilempari Molotov dan Batu

Warga Kalitengah Lor Ini Sudah Empat Kali Mengungsi saat Bencana Merapi

Minggu, 08 November 2020 - 08:11:00 WIB
Warga Kalitengah Lor Ini Sudah Empat Kali Mengungsi saat Bencana Merapi
Warga Kalitengah Lor, Ratinem (63) saat berada di barak pengungsian Glagaharjo Cangkringan, Sleman, Sabtu (7/11/2020) sore. (Foto : iNews.id/Priyo Setyawan)

SLEMAN, iNews.id- Wanita lanjut usia (lansia) ini terus memandang deretan sekat bilik yang ada di depannya, tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Sesekali dia memainkan jari-jari tangannya dan menoleh ke kanan kiri melihat sekeliling. Namun tetap diam dibalut masker hitamnya.

Lansia itu bernama Ratinem (63). Dia bersama para lansia dan kelompok rentan lain (ibu hamil, anak-anak dan disabilitas) akan menempati barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, saat status Merapi level III (siaga).

Para lansia dan kelompok rentan itu berasal dari Padukuhan Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman. Tercatat ada 133 orang warga Kalitengah Lor yang masuk kategori rentan. Terdiri dari 95 orang lansia. Ibu hamil tiga orang, anak-anak 30 orang dan disabilitas 5 orang. Untuk lansia 24 di antaranya pasangan suami istri.

Para lansia akan menempati barak di sisi selatan, anak-anak dan disabilitas di barak sisi utara, ibu hamil akan menempati di dekat posko kesehatan di komplek kantor balai kalurahan Glagaharjo yang ada di bawah dari barak pengungsian.

Ratinem sendiri mengungsi dengan suaminya Warno Sumarjo (70). Di barak pengungsian tersebut, bersama suaminya dia akan menempati bilik no 39. Bilik tersebut berukruan 2,2 meter kali 3 meter. Sedangkan bagi yang tidak berpasangan, menempati bilik sendiri.

Ratinem menceritakan berada di tempat pengungsian bukan hal yang pertama, sebab sebelumnya selama Merapi erupsi, selalu mengungsi. Tercatat sudah empat kali dirinya mengungsi. Pertama tahun 1994, tahun 2006, 2010 dan kembali mengungsi lagi tahun 2020 ini.

“Tidak ada beda dengan kemarin, perasaan kalau mengungsi itu sama saja karena sudah biasa," katanya saat ditemui iNews.id di barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sabtu (7/11/2020) sore.

Ratinem mengaku dia dan kelompok rentan warga Kalitengah Lor, mengungsi dengan kesadaran sendiri, tidak ada paksaan. Apalagi sudah mengetahui apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana erupsi Merapi. Sehingga saat ada instruksi mengungsi bisa memahaminya.

“Sebelumnya kami sudah melakukan musyawarah dengan Pak Dukuh dan disepakati mengungsi mandiri,” ujarnya.

Ratinem sendiri, tinggal di Kalitengah Lor hanya berdua dengan suaminya, sedangkan akan-anaknya pergi merantau. Saat mengungsi pun hanya membawa pakaian untuk ganti. Pasangan ini mengaku ternak tidak memiliki sehingga selama mengungsi rumahnya kosong. “Harapan saya semoga ini cepat berlalu dan bisa kembali ke rumahnya,” ucapnya.

Hal yang sama diungkapkan warga Kalitengah Lor lainny Kemirah (70). Dia mengatakan mengungsi hanya sendiri, sebab suaminya Pawiro Sumarto sudah meninggal dunia sedangkan anak-anaknya merantau, ada yang di Jakarta dan Sumatera. Karena sudah terbiasa hidup sendiri, sehingga baik di rumah maupun di tempat penngunsian tidak ada bedanya.

Sama seperti Ratinem, Kemirah juga sudah empat kali mengungsi saat erupsi Merapi, yaitu 1994, 2006, 2010 dan 2020. Meski begitu ia juga berharap bencana ini segera berlalu dan kembali pulang ke rumah.

Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Joko Supriyanto mengatakan tidak mengetahui sampai kapan para warga tersebut berada di barak pengungsian. Semua masih menunggu perkembangan dan rekomendasi dari BPPTKG.

“Kalau status siaga ini sampai dua bulan yang dua bulan ada di sini, termasuk bila statusnya menjadi awas, warga yang di atas harus diungsikan semua. Jika status kembali waspada, mereka akan kembali ke atas,” katanya menerangkan.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut