get app
inews
Aa Text
Read Next : Tegas! Bupati Gunungkidul Coret Perokok dari Penerima Bantuan Rumah Layak Huni

Yuk Waspada, Anak Seorang Perokok Berisiko 4 Kali Alami Gangguan Pernapasan

Sabtu, 06 Mei 2023 - 21:12:00 WIB
Yuk Waspada, Anak Seorang Perokok Berisiko 4 Kali Alami Gangguan Pernapasan
Anak yang hidup dengan orang tua perokok memiliki risiko 4 kali lebih besar mengalami gangguan pernapasan. (Foto: Ilustrasi/Ist.)

JAKARTA, iNews.id-Anak yang hidup dengan orang tua atau keluarga perokok ternyata memiliki risiko empat kali lebih besar mengalami gangguan pernapasan. Anak yang tinggal dengan orang tua perokok bisa disebut dengan Third Hand Smoker.

“Anak yang hidup dengan perokok itu empat kali lebih tinggi kemungkinan untuk masuk ke rumah sakit karena gangguan pernapasan dibandingkan dengan anak yang tidak tinggal dengan perokok. Jadi itu patut menjadi perhatian,” ucapnya Dokter spesialis anak RSCM Jakarta Pusat, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A (K) baru-baru ini.

Menurut dr Nastiti meskipun orang tua mengaku tidak pernah merokok di depan anak, ternyata dari hasil penelitian menunjukkan partikel-partikel dari asap rokok dapat menempel di meja, sofa, atau menempel di tembok.

"Ini juga termasuk pada rokok elektrik atau yang sering dikenal dengan vape. Paparan asap rokok elektrik sama bahayanya dengan asap rokok biasa," ujarnya.

Tak hanya asap rokok, dr Nastiti menyebut paparan alergen udara lainnya seperti debu, udara dingin dan paparan asap lainnya juga bisa menjadi pencetus asma pada anak kambuh atau tambah parah.

“Sebetulnya masih banyak asap-asap yang lain yang juga bisa mencetuskan serangan. Seperti Asap kendaraan bermotor ketika memanaskan mobil atau motor asapnya masuk ke dalam rumah itu bisa menjadi pencetus, Kemudian asap masakan yang bisa sangat iritatif,” kata dokter dengan bidang spesialis Pulmonologi Respirologi anak ini.

dr Nastiti menyebut anak dengan penyakit asma harus bisa ditangani dengan benar. Serangan asma yang berat dengan kondisi sesak napas hingga penurunan kesadaran, akan bisa mengancam jiwanya.

"Penanganan yang tidak benar juga dapat memengaruhi kualitas hidupnya sehingga tidak sebaik anak-anak normal lainnya. Karena kalau misalnya asmanya tidak tertangani anak asma jadi takut berolahraga karena berolahraga bisa menyebabkan serangan misalnya."

"Dia takut beraktivitas dengan leluasa, kemudian dia juga sering mengalami gangguan tidur ketika serangan asma terjadi pada malam hari. Itu adalah hal-hal yang seringkali membuat kualitas hidup anak dengan asma terganggu,” ucap dokter tamatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) ini.

dr Nastiti mengatakan orang tua bisa mengenali faktor-faktor yang sering mencetuskan asma pada anak agar terhindar dari faktor-faktor serangan asma.

"Jika dokter sudah memberikan pengobatan asma, orang tua perlu memastikan bahwa anak menggunakan obat pengendali asma dengan teratur atau asma reliever," ucapnya

Menurutnya pengobatan asma bisa dilakukan mandiri di rumah dengan obat dari dokter berupa inhaler atau nebulizer yang bisa digunakan di rumah. Alat ini bisa digunakan untuk meredakan serangan asma saat anak mulai batuk, nafas berbunyi dan tampak sesak.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut