YOGYAKARTA, iNews.id – Dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berhasil menciptakan permen karet dari ekstrak kol merah yang diberi nama D GumpH. Permen karet ini bisa dipakai untuk mendeteksi tinggi keasaman (pH) di dalam rongka mulut. Bahkan juga berfungsi untuk mencegah terjadinya gigi berlubang (karies).
Ketua tim D GumpH, Fifit Indriyati mengatakan penelitian permen karet ini dilakukan bersama dengan mahasiswa Fakultas MIPA, Aprilian Nur Pratiwi dan Ida Bagus Alit Rai Sugiharta. Ekstrak kol merah dipilih karena kandungan zat warna antosianin di dalamnya. Antosianin bisa berubah-ubah warna pada kondisi derajat keasaman (pH) yang bervariasi. “Antosianin juga merupakan metabolit sekunder flavonoid dan memiliki aktivitas antibakteri,” kata Fifit, Selasa (17/7/2018).
Kol merah, kata dia, merupakan suatu bahan makanan yang sering dibuat salad. Bahan makanan ini juga ada di seluruh Indonesua dan mudah diperoleh di pasar-pasar. Dengan berbagai pertimbangan tadi dilakuka penelitian, dengan menggunakan dana hibah dari Dikti melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2018.
Dalam penelitian yang dilakukan sejak April lalu, mereka membuat permen karet ekstrak kol merah yang dapat membuat perubahan warna pada saliva dengan kondisi derajat keasaman (pH) yang berbeda. Perbedaan warna ini menjadi patokan kondisi saliva termasuk asam, netral, ataupun basa. “Tujuannya agar masyarakat mampu mengetahui kondisi pH salivanya secara mandiri yaitu hanya dengan mengunyah permen karet,” ujarnya.
Anggota tim D GumpH, Aprilia menjelaskan untuk membuat permen karet D GumpH, pertama-tama mereka membuat ekstrak kol merah dengan ekstraksi maserasi menggunakan pelarut etanol dan asam sitrat.
Selanjutnya diuji kandungan antosianin pada ekstrak kol merah dengan spektrofotometer UV-Vis. Esktrak ini diuji dengan larutan buffer pH 1-13 dan saliva buatan pH 5-9, untuk melihat perubahan warna yang terjadi pada kedua larutan tersebut.
Pembuatan permen karet dimulai dengan melelehkan gum base (bahan dasar permen karet). Kemudian lelehan tadi diberi ekstrak kol merah dan dicampurkan hingga tercampur seluruhnya. Sesudahnya, xylitol ditambahkan, lalu dibentuk bulat kecil-kecil. “Begitulah permen karet akhirnya siap saji,” tuturnya.
Sementara Ida Bagus Alit Rai Sugiharta mengatakan untuk memastikan perubahan setelah mengonsumsi D GumpH, harus diikuti dengan memakan permen saliva buta dengan pH 5-9. Dari situ akan diamati apakah ada perubahan warna setelah mengonsumsi permen D GumpH.
Tim juga menguji aktivitas antibakteri Smutans dengan ekstrak kol merah. Uji antibakteri ini mereka lakukan pada berbagai variasi konsentrasi ekstrak yang kami bandingkan khasiatnya dengan amoxicillin. Hasil penelitian mereka menunjukkan perubahan warna saliva buatan dengan pH 5-9 berturut-turut menjadi jingga, jingga kecoklatan, coklat, coklat kehijauan, dan hijau setelah dicampurkan dengan permen karet D GumpH.
“Perubahan warna ini menunjukkan permen karet D GumpH mampu mendeteksi pH rongga mulut, sebab pH rongga mulut biasanya sekitar 6 hingga 8,” katanya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait