Proses perataan tambak udang di Kulon Progo untuk kepentingan bandara Yogyakarta, Selasa (8/10/2019). (Foto: iNews.id/Kuntadi)

KULONPROGO, iNews.id – Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta kembali meratakan tambak-tambak udang yang ada di pesisir selatan Kulonprogo, tepatnya di selatan Bandara Internasional Yogyakarta (Yogyakarta International Airport/YIA), Selasa (8/10/2019). Perataan juga hanya menyasar tambak udang yang sudah kosong.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kulonprogo, Sudarno, mengatakan target perataan hari ini sebanyak 28 kolam tambak. Untuk menghindari hal yang tidak diingikan, polisi dan TNI bersiaga mengamankan proses perataan.

Dalam kegiatan ini, tim dibagi menjadi dua kelompok. Satu bergerak ke arah barat dari pesisir Palihan, dan satu tim lagi bergerak ke timur yang masing-masing menggunakan alat berat atau backhoe.

Pada dua periode sebelumnya, tim berhasil meratakan 56 tambak udang. Dengan tambahan hari ini, masih ada sekitar 170 tambak yang masih beroperasi.

“Petambak ditargetkan untuk mengosongkan bulan Oktober ini,” kata Sudarno.

Rencananya, tim akan meratakan tambak lagi awal November. Diharapkan semua tambak sudah kosong.

Perataan ini sengaja dilakukan secara bertahap, sembari menunggu masa panen. Petambak diberikan kesempatan untuk membesarkan udangnya sampai dengan akhir bulan nanti.

Hal ini sesuai dengan kesepakatan yang sudah ada sebelumnya dimana ketika sudah masa panen, maka petambak tidak boleh menebarkan benih baru lagi.

“Awal November harusnya clear semuanya, dan di lapangan kita selalu koordinasi dengan petani,” katanya.

Lokasi tambak ini nantinya akan dijadikan sebagai green belt untuk keselamatan penerbangan di bandara YIA. Setelah kosong, lahan akan dilakukan penanaman pohon oleh Balai Daerah Aliran Sungai (DAS), Hutan Lindung Serayu dan Opak.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kulonprogo, kata Sudarno juga akan membantu warga yang ingin tetap menekuni usaha budidaya tambak dengan menyiapkan lahan di Banaran, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo.

Sementara itu salah satu petambak, Purwoko mengaku, akan tetap bertahan dan tidak ingin tambak udangnya digusur. Saat ini dia baru saja menabur benih udang dengan usianya saat ini baru 30 hari.

“Sebelum ada kejelasan, saya tidak mau pindah,” terangnya.

Menurutnya, harga sewa lahan yang ditawarkan di Banaran tidak masuk akal. Harganya cukup mahal dan mencapai ratusan juta.

“Ini akan sangat memberatkan petambak yang ingin merelokasi usahanya disana,” katanya.


Editor : Umaya Khusniah

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network