Gunungan apem atau kue apem memiliki filosofi memohon ampunan. Sedangkan Nasi Tumpeng menjadi bagian simbol hubungan manusia dengan Sang Pencipta, serta gunungan hasil bumi sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang melimpah.
“Gunungan ini akan dikirab dari DPRD Kulonprogo menuju Alun-alun Wates dengan pengawalan bregada. Usai didoakan akan diperebutkan atau rayahan,” kata Kepala Bidang Adat Tradisi Lembaga Budaya dan Seni, Dinas Kebudayaan Kulonprogo, Wruhantoro.
Sedangkan puncaknya akan dilaksanakan pentas wayang kulit semalam suntuk Totok Hadi Sugito dan diawali dengan pentas dalang anak. Nyadran Agung ini juga akan dihadiri warga Kulonprogo perantauan.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait