Tiga jemaah haji asal Jabar wafat di Tanah Suci, Makkah. (Foto: Ilustrasi)

Menurutnya, jemaah haji ini perlu mewaspadai kondisi cuaca panas di Tanah Suci. Sebab, Madinah di Arab Saudi kini mulai memasuki musim panas pada akhir bulan Mei kemarin. Di mana suhu di Madinah bisa mencapai 40 derajat celsius atau lebih pada siang hari.

"Selain suhu udara sangat panas juga kelembaban udara lebih rendah dibandingkan Indonesia. Tentu ini menyulitkan,"ujarnya.

Kelembaban udara yang rendah ini mengakibatkan panas terasa menyengat tetapi tubuh tidak berkeringat. Karenanya jemaah harus waspadai cuaca panas di Madinah. Panas di Madinah akan terasa lebih menyengat namun tubuh tidak berkeringat. 

"Hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang bisa menghambat jemaah untuk menjalankan ibadah," katanya. 

Sejumlah penyakit yang kerap muncul dan dialami oleh jemaah haji di tengah cuaca panas di Madinah. Jemaah haji harus menjaga staminanya agar mampu menjalankan seluruh rukun ibadah haji yang wajib mereka laksanakan.

Beberapa penyakit tersebut di antaranya adalah infeksi saluran pernapasan atas (ispa), dengan gejala yang sering muncul adalah batuk. Kemudian penyakit lain adalah dehidrasi yang cukup serius. Kelembaban udara Madinah yang rendah, sering kali membuat jemaah haji tidak merasa langsung haus saat beraktivitas di luar ruangan. "Kondisi dehidrasi juga sangat berbahaya bagi jemaah lansia,"ucapnya.


Editor : Ainun Najib

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network