BANTUL, iNews.id - Warga Bantul Indra Suro Enggeno memiliki hobi mengoleksi naskah dan buku-buku kuno. Salah satu koleksinya adalah Alkitab yang bertuliskan aksaraJawa yang dicetak pada tahun 1894.
Alkitab kuno ini disimpan rapi di rumahnya yang terletak di Kanutan, Bambanglipuro, Bantul. Sebenarnya ada dua Alkitab kuno yang dia simpan di museum mini miliknya. Namun Alkitab yang dicetak pada 1894 diyakini merupakan Alkitab tertua di Indonesia. Usianya sudah lebih dari 127 tahun, sehingga banyak yang robek.
“Alkitab ini saya dapat dari teman yang ada di Yogyakarta sejak beberapa tahun lalu,” kata Indra.
Alkitab perjanjian lama dengan tebal 467 halaman ini tidak seperti alkitab pada umumnya. Selain berisi ayat-ayat dalam aksara Jawa, juga berisi ilustrasi atau gambar-gambar untuk menerangkan isi dari ayat.
Seperti ilustrasi kisan Adam dan Hawa yang dibujuk rayu melanggar larangan Tuhan. Selain itu juga ada lukisan tangan berupa momen penting, seperti kelahiran Yesus Kristus.
Alkitab ini sangat berharga karena unik, dan sudah banyak dipegang para pastor dan misionaris. Hal ini bisa dilihat dari catatan tangan berbahasa Jawa yang ada di dalam lembaran kertas. Beberapa tulisan tangan ini, berisi daftar usia para nabi dan nama-nama pastor dan pemiliknya.
“Dugaan kami ini tulisan tangan pastur atau misionaris yang memiliki saat menyebarkan Agama Katholik di Indonesia,” katanya.
Alkitab kuno ini dicetak di Netherland pada 1894 dan menjadi Alkitab tertua. Sedangkan Alkitab beraksara Jawa yang berisi Perjanjian Lama dicetak tahun 1913 yang tersimpan di Museum Alkitab Indonesia.
Lantaran kurangnya pemahaman aksara Jawa, Indra menggandeng Komunitas Aksara Jawa Sego Jabung untuk membantu menerjemahkan tulisan di dalamnya.
Ketua Komunitas Aksara Jawa Sego Jabung Yogyakarta, Singgih Indarta mengatakan, Alkitab ini tidak hanya dari aksara Jawa saja, namun juga dengan menggunakan kata-kata Jawa. Beberapa kosakata juga merupakan bahasa Jawa kuno.
“Aksara dan kata-katanya semuanya dengan menggunakan bahasa Jawa. Perlu kamus Bahasa Jawa Kuno untuk memahami dari setiap kata-kata karena menggunakan kosakata kuno,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait