KULONPROGO, iNews.id - Kabupaten Kulonprogo menduduki peringkat pertama daerah rawan bencana di DIY. Sepanjang 2022 ada ratusan kasus bencana baik banjir dan tanah longsor yang mengancam pelaksanaan pendidikan.
“Kulonprogo menjadi daerah paling rawan bencana, banjir kerap menggenangi wilayah Temon dan longsor di Samigaluh,” kata Kepala Balai Pendidikan Menengah Kulonprogo Heru Santoso saat membuka sosialisasi dana BOS Pendidikan untuk kegiatan satuan pendidikan aman bencana (SPAB) di Kulonprogo, Rabu (21/6/2023). Sosialisasi ini diikuti puluhan kepala sekolah dari berbagai SMA/SMK yang ada di Kulonprogo.
Heru mengatakan, dana BOS harus benar-benar dimanfaatkan untuk mengatasi masalah bencana di sekolah. Kepala sekolah harus memiliki kebijakan agar ketika terjadi bencana tidak sampai menghentikan proses pembelajaran.
“Tolong dana BOS ini dioptimalkan, jangan sampai ada dana lain. Koordinasi dengan dinas atau institusi lain untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.
Heru mengatakan, hampir semua sekolah sudah melaksanakan program dan kebijakan SPAB. Tidak hanya sebatas teori namun sudah melakukan praktik di lapangan.
Project Manager Yayasan Plan Indonesia Enos Ndapareda mengatakan, data dari BPBD DIY daerah paling rawan bencana ada di Kulonprogo. Sepanjang 2022 tercatat ada 435 bencana tanah longsor jauh di atas Bantul yang hanya 22 kasus. Selain itu banjir juga kerap mengganggu proses pembelajaran.
Selain banjir dan tanah longsor, bencana lain yang mungkin terjadi seperti gempa bumi, cuaca ekstrem hingga letusan Gunung Merapi hingga tsunami dan abrasi.
“Sekolah harus diperkuat menghadapi bencana. Warga harus dilindungi dari ancaman,” katanya.
Sementara itu, Sub Koordinator Kurikulum Disdikpora DIY Suryanto mengatakan banyak bangunan sekolah di DIY yang usianya cukup tua. Padahal usia bangunan itu ada batasannya. Untuk itulah sekola harus memasukkan SPAB dalam menyusun kegiatan di sekolah.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait