KULONPROGO, iNews.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo mengintensifkan pengawasan lalu lintas hewan ternak. Hal ini menyusul adanya temuan sapi positif terserang antraks di Kabupaten Gunungkidul.
"Kita akan intensif memeriksa hewan ternak dari luar daerah yang dibeli peternak," kata Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Drajat Wibowo, saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (24/5/2019).
Pengawasan juga akan dilakukan dengan melakukan pengawasan hewan di Pasar Pengasih dan Sentolo baru. Setiap hewan yang masuk harus dilengkapi dengan surat kesehatan hewan (SKH) dari daerah asal.
Dinas juga menghimbau kepada warga yang menemukan sapi mati mendadak agar melaporkan ke dinas. Minimal gejala-gejala awal, agar tidak sampai kasus ini melebar.
Pelaksana tugas (Plt) Dinas Kesehatan Kulonprogo, Ananta Kogam Dwi Korawan mengimbau, masyarakat untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Begitu juga makanan bergizi, sayur, buah dan olahraga teratur.
"Jangan juga konsumsi hewan ternak yang mati mendadak," kata Ananta.
Penyakit antraks, kata Kogam, tidak ditularkan antarmanusia. Namun dari hewan yang terjangkit bakteri Bacillus antrachis. Penularan ini bisa lewat kulit, daging, tulang maupun kotoran hewan tersebut.
"Dari situ lah bakteri bisa masuk ke tubuh manusia lewat kulit yang terluka hingga udara," ujar dia.
Di Kulonprogo, kasus antraks sapi pernah ditemukan di Kecamatan Girimulyo pada 2017 lalu. Saat itu sudah tertangani secara intensif. Kasus ini sampai tertular kepada warga karena mengonsumsi daging sapi.
Selain memberi pengobatan kepada warga terjangkit, Pemkab Kulonprogo juga melakukan tindakan Surveillance dengan melakukan penyemprotan dan melakukan vaksinasi hewan-hewan yang sehat.
"Warga tidak perlu panik, namun harus waspada," katanya.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait