WASHINGTON DC, iNews.id – Militer Rusia melakukan uji coba senjata antisatelit. Uji coba senjata tersebut menghasilkan puing-puing yang berserakan di luar angkasa.
Departemen Luar Negeri (Deplu) AS menyatakan, puing-puing yang ditimbulkan Rusia itu dapat menimbulkan bahaya atau risiko keamanan bagi para astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan kegiatan lain di antariksa.
Para ahli juga mengatakan, senjata yang menghancurkan satelit menimbulkan bahaya luar angkasa dengan menciptakan awan pecahan yang dapat bertabrakan dengan objek lain, memicu reaksi berantai proyektil melalui orbit bumi.
“Perilaku Rusia yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab membahayakan keberlanjutan jangka panjang luar angkasa dan dengan jelas menunjukkan bahwa (klaim) Rusia untuk menentang persenjataan luar angkasa adalah tidak jujur dan munafik,” kata Juru Bicara Deplu AS, Ned Price, kepada wartawan.
Menurut dia, rudal terbaru Rusia yang diuji coba tersebut menghasilkan lebih dari 1.500 keping puing orbital yang dapat dilacak.
Juru Bicara Departemen Pertahanan AS (Pentagon), John Kirby mengatakan, kehadiran puing-puing hasil uji coba senjata Rusia itu memang menimbulkan kekhawatiran paling mendesak. Namun, hal tersebut juga menunjukkan betapa pentingnya norma di luar angkasa.
Sampai berita ini ditulis, pihak militer dan Kementerian Pertahanan Rusia tidak belum dapat dihubungi untuk dimintai komentar oleh wartawan.
Amerika Serikat melakukan uji coba senjata antisatelit pertama pada 1959. Ketika itu, satelit masih menjadi barang baru yang langka.
April lalu, Rusia melakukan uji coba rudal antisatelit lainnya. Para pejabat di Moskow mengatakan, ruang angkasa akan semakin menjadi domain penting untuk peperangan.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait