YOGYAKARTA, iNews.id - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) DIY berharap kenaikan tiket pesawat dilakukan secara bertahap. Hal ini untuk menjaga laju perekonomian di Yogyakarta tetap tumbuh, karena pariwisata kini mulai menggeliat.
“Ini (kenaikan tiket) memang tidak bisa dihindari, tetapi kami berharap dilakukan secara bertahap agar ekonomi tetap tumbuh,” Ketua Asita DIY Hery Satyawan, Senin (22/8/2022).
Hery mengatakan, kenaikan tiket pesawat dilakukan karena tuntutan dan situasi global. Salah satunya perang Rusia-Ukraina yang ikut memicu kenaikan harga bahan bakar pesawat.
Persoalan harga tiket pesawat perlu dihadapi secara komprehensif sehingga dapat menghadirkan solusi untuk semua pihak.
"Kalau kita berpikirnya hanya sektoral, maka kita hanya tuntut tiket jangan dinaikkan. Padahal itu bukan solusi," ujar dia.
Selain kenaikan bertahap, Hery juga ingin ada subsidi silang atau meringankan pajak bea masuk suku cadang pesawat sehingga biaya operasional pesawat pada akhirnya bisa diminimalkan.
"Mungkin dengan meringankan pajak bea masuk spare part bisa menekan biaya operasional," kata dia.
Hery mengakui bahwa harga tiket pesawat merupakan komponen utama dalam menentukan biaya paket perjalanan wisata. Harga tiket pesawat yang tinggi, akan berdampak pada penurunan kunjungan wisata ke DIY.
"Perjalanan wisata yang direncanakan mungkin akan dibatalkan sehingga kunjungan wisata bisa menurun," kata dia.
Kementerian Perhubungan telah meminta maskapai untuk menyediakan tiket pesawat dengan harga terjangkau demi menjaga konektifitas antarwilayah di Indonesia dan kontinuitas pelayanan jasa transportasi udara. Melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 142 Tahun 2022 yang diterbitkan pada 4 Agustus 2022 lalu, pemerintah mengizinkan maskapai untuk memungut tarif tambahan pesawat jet dengan porsi maksimal 15 persen dari tarif batas atas. Sementara pesawat propeller maksimal 25 persen dari tarif batas atas.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait