Polisi belum bisa memastikan apakah korban memang melakukan ritual tapa pendem (bertapa ditimbun pasir) atau sengaja dibunuh dengan ditimbun pasir hingga terlihat kepalanya saja. Hanya lokasi sekitar penemuan memang kerap dipakai untuk melakukan ritual. Namun, seandaianya ada yang ritual biasanya ada orang lain yang ikut menjaga dan membantu menguburkan badannya.
“Kami tidak tahu itu (ritual), kalau lokasinya memang kerap untuk ritual,” katanya.
Dokter Puskesmas Kretek, dr Herry Eka Saputra memperkirakan korban sudah meninggal lebih dari satu bulan. Mereka belum bisa memastikan jenis kelamin korban. Saat ditemukan kondisinya tinggal kerangka dan tulang belulang.
“Kemungkinan sudah sebulan meninggal, karena kerangkanya tinggal tulang,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait