“Kandungan kapur di sini jadi masalah, karena ada lomba saya tertarik melakukan riset,” katanya.
Untuk mengolah air kapur, Najwa menggunakan biji daun kelor, arang aktif, ijuk, pasir pantai dan zeloit. Cara ini terbukti mampu menekan kadar kandungan kapur agar lebih aman dikonsumsi.
Najwa tidak menyangka film yang dia kirimkan masuk 80 besar. Awal bulan Oktober dinobatkan menjadi lima besar dan harus mengikuti webinar dengan Kemedikbud sekaligus wawancara terkait proses produksi film tersebut.
“Saat pengumuman menjadi juara satu dan ini masih konfirmasi pengiriman hadiah,” kata putri sulung pasangan Sugiarto dan Eka Suryanti
Selama menjalani masa BDR, Najwa tetap melaksanakan tugas seperti saat tinggal di pesantren. Pukul 03.30 WIB sudah bangun untuk melaksanakan salat tahajud, dilanjutkan mengaji sampai subuh. Dia juga mengikuti pembelajaran secara online.
“Dalam masa pandemi Covid-19, banyak waktu luang, santri harus berprestasi,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait