GUNUNGKIDUL, iNews.id - Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengizinkan Alun-alun Wonosari dipakai untuk pelaksanaan sholat Idul Fitri dalam dua hari berturut-turut. Masyarakat diminta untuk tidak mempermasalahkan adanya perbedaan dalam penentuan 1 Syawal 1444 hijriah.
"Silahkan gunakan seperlunya. Tidak perlu mengedepankan perbedaan," ujar dia, Rabu (19/4/2023).
Bupati minta agar masyarakat mengedepankan toleransi antar umar. Meskipun sudah menyelenggarakan Sholat Idul Fitri pada hari Jumat (21/4/2023), tetap menghormati saudaranya yang masih menjalankan ibadah puasa.
Selain Alun-alun Wonosari, Kantor Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Gunungkidul mencatat 936 titik yang akan digunakan untuk lokasi Salat Idul Fitri tahun ini. Lokasi pelaksanaan cukup beragam dari masjid, lapangan terbuka hingga di lingkungan warga setempat.
Sekretaris Daerah Gunungkidul, Sri Suhartanta mengatakan, izin diberikan untuk pelaksanaan Salat Idul Fitri pada 21 April mendatang. Izin diberikan mengikuti arahan dari pemerintah pusat.
Terkait pelaksanaan Salat Idul Fitri, Sekda mengatakan masih menunggu pengumuman pemerintah. Namun ia juga tak mempermasalahkan adanya perbedaan hari.
"Kami berharap masyarakat juga menghargai perbedaan tersebut," ujar Sri.
Kepala Seksi Bimas Islam, Kanwil Kemenag Gunungkidul, Zuhdan Aris menyampaikan ada ratusan lokasi pelaksanaan Salat Idul Fitri. Hari pelaksanaan Salat Id juga beragam. Hal ini disebabkan oleh perbedaan keyakinan jatuhnya 1 Syawal 1444 Hijriah di tahun 2023 ini.
"Jadwalnya berimbang, sebagian 21 April dan sebagian lagi 22 April," jelasnya.
Zuhdan mengakui jika potensi perbedaan Hari Raya Idul Fitri tahun ini terbilang besar. Perbedaan kriteria penentuan posisi hilal jadi penyebabnya. Meski begitu ia berharap perbedaan ini tidak jadi masalah.
"Umat muslim pun diimbau untuk tetap saling menghormati dan menghargai perbedaan tersebut. Kerukunan antar umat harus tetap dijaga," kata Zuhdan.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait