Ilustrasi tolak radikalisme. (Foto: Istimewa)

YOGYAKARTA, iNews.id – Paham radikalisme harus dicegah sejak dini. Untuk itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) melibatkan peran guru PAUD, TK dan SD, dalam memberikan pemahaman fundamendal untuk mencegah berkembang radikalisme di masyarakat.

“Upaya pencegahan sudah kami lakukan, namun paham radikalisme terus berkembang,” ujar Inspektur BPNT Amrizal, saat kegiatan Integrasi Nilai-nilai Agama dan Budaya Sekolah di Yogyakarta, Kamis (9/5/2019).

Menurutnya, pencegahan harus dilakukan sejak dini dengan melibatkan para guru TK, PAUD sampai dengan SD dan SMP. Hal ini sangat penting, sebab para siswa harus ditanamkan rasa cinta Tanah Air dan kebersamaan dengan menerapkan toleransi dan terbuka, serta menghargai perbedaan.

“Kami libatkan guru agar mereka bisa ikut mengambil bagian dalam upaya pencegahan radikalisme sejak dini,” ucapnya.

Dia mengungkapkan, ada beberapa kasus peserta didik yang tidak mau hormat kepada bendera. Hal ini terjadi karena ada pemahaman yang keliru dari anak dalam ajaran yang dia terima, baik dari keluarga maupun lingkungan. Padahal hormat kepada bendera merupakan bagian cinta kepada Tanah Air. Hal itu di luar kontak sebagai bagian kegiatan peribadatan.

Amrizal menegaskan, aksi terorisme yang muncul lantaran pemahaman yang salah terhadap agama. Semestinya anak sebagai peserta didik dibekali dengan ilmu yang benar. Jihad tidak bisa diartikan dengan berperang atau membunuh saja.

“Belajar dengan sungguh itu juga sudah bagian dari jihad,” tuturnya.

Kepala FKPT DIY Mukhtasar Syamsudin mengatakan, pencegahan radikalisme harus dilakukan sejak anak-anak belajar di TK. Di sinilah guru memiliki peran strategis untuk menanamkan ilmu dan ajaran yang benar. Selain itu, sekolah juga harus bisa memberikan pemahanan dasar dan menanamkan toleransi, keterbukaan hingga menghargai perbedaan.

"Kalau ini bisa kita lakukan, tentunya akan mampu mencegah dan menangkal pengaruh radikalisme,” katanya.

Menurutnya, guru harus bisa memberikan konten pelajaran yang teduh, ramah dan mengedepanjan nilai toleransi. Jangan sampai ada sekolah yang mengajarkan ekslusifme. Apalagi sampai memisahkan antarsiswa muslim dan nonmuslim.


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network