Tetapi Pangeran Diponegoro secara pribadi merasa terpesona dengan kecantikan yang tak pernah pudar dari sang Ratu. Sebagai seorang Jawa tulen, Pangeran Diponegoro mendapat banyak inspirasi dari alam gaib roh-roh leluhur.
Bersamaan dengan itu, dia mengambil inspirasi pula dari ketaatannya sebagai seorang Muslim kepada ajaran-ajaran esoterik Shattariyya. Hal ini mencerminkan sintesis mistik, yang digambarkan Ricklefs dengan demikian bagus dalam studinya tentang Jawa sebelum abad ke-19.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait