KULONPROGO, iNews.id – Sejumlah perajin batik di Kabupaten Kulonprogo mulai bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19. Mereka kini banyak mendapatkan pesanan dari pasar online.
Salah seorang perajin batik Agus Faturohman mengatakan pada pandemi Covid-19, pasar mereka hanya tinggal sekitar 30 hingga 40 persen saja. Agar tetap bertahan mereka harus melakukan penghematan angggaran khususnya dalam pengeluaran.
“Saat pandemi Covid-19 pasar benar-benar turun hingga 30-an persen,” kata pemilik Sinar Abadi Batik ini, Rabu (26/1/2022).
Dalam kondisi normal, Sinar Abadi Batik bisa memproduksi batik tulis, cap dan kombinasi antara 900-1.500 potong per bulan. Saat pandemi mereka hanya bisa memproduksi 400-500 potong saja. Namun semenjak akhir tahun lalu, pasar kembali bangkit. Sekarang produksi dan penjualan antara 600-800 potong.
“Ini memang belum pulih benar, tetapi pasar sudah mulai kembali dan mendekati normal,” ujar Agus.
Harga batik yang dijual cukup bervariasi tergantung bahan yang dipakai. Untuk Batik biasa dipatok pada harga Rp100.000 sampai dengan Rp250.000. Sedangkan untuk batik yang kualitasnya bagus harganya di atas satu juta hingga tak terhingga tergantung permintaan konsumen.
Produk batik ini tidak hanya dipasarkan di pasar lokal Kulonprogo dan DIY saja. Namun banyak permintaan dari sejumlah kota besar di Indonesia hingga di luar negeri.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait