Padahal di satu sisi, mereka dibebani kebutuhan harian, cicilan, gaji karyawan, bayar listrik, wifi, air, dana sosial dan lain sebagainya. Untuk menutupi semua pengeluaran tersebut sudah banyak yang menjual asetnya.
Para pelaku wisata yang tergabung dalam Asosiasi Pelaku Wisata se-Gunungkidul membuat petisi. Mereka juga mengirimkan tuntutan kepada Gubernur DIY, Forkompinda gUnungkidul dan ke satgas Covid-19 yang meminta agar objek wisata segera dibuka.
“Sudah kami kirimkan, semoga pemerintah mempertimbangan kwasan wisata dibuka,” katanya.
Pemerintah harusnya bersikap adil, karena saat ini mal dan pusat perbelanjaan juga sudah dibuka. Padahal di destinasi wisata penerapan protokol kesehatan akan lebih mudah dan bisa menghindari kerumunan massa.
“Kami siap melaksanakan protokol kesehatan, beberapa anggota juga sudah mendapatkan rekomendasi CHSE,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait