SLEMAN, iNews.id – Jumlah pengungsi Merapi yang bertahan di barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman tercatat ada 182 orang. Mereka merupakan kelompok rentan yang terdiri dari lansia, anak-anak, ibu hamil dan kaum difabel.
“Sampai hari masih ada 182 pengungsi, dibanding dua hari lalu turun dua orang,” kata Panewu Cangkringan, Suparmono, Kamis (21/1/2021).
Data di posko pengungsian Glagaharjo, pengungsi ini terdiri atas lansia 54 orang, anak-anak 24 orang, balita 2 orang, bayi 12 orang, ibu hamil 2 orang. Selain itu juga ada ibu menyusui 12 orang dan disabilitas 11 orang serta dewasa 63 orang.
Sesuai rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan dan Geologi, arah erupsi Merapi ke barat daya. Warga ini tinggal di lereng tenggara yang cenderung lebih aman. BPPTKG juga mempersilakan pengungsi ketika hendak pulang ke rumah, karena tempat tinggal mereka juga lebih dari 3 km dari puncak.
“Mayoritas yang bertahan adalah kelompok rentan, sedangkan yang dewasa sudah banyak yang kembali,” kata Suparmono.
Sampai saat ini, status Gunung Merapi masih Siaga, walaupun ada perubahan arah potensi bahaya. Pemkab Sleman tetap mengimbau warga Kalitengah Lor, untuk tetap berada di barak pengungsian, khususnya kelompok rentan.
“Kami tetap mengimbau pengungsi tetap bertahan sambil menunggu keputusan lebih lanjut dari pemerintah kabupaten (pemkab),” katanya.
Untuk keadaan pengungsi sendiri, setiap hari ada petugas yang mengecek dan mematau kondisi kesehatannya. Kondisi pengungsi juga cukup sehat. Sedangkan ketersediaan logistik juga tidak ada masalah dan masih cukup.
Hari ini BPPTKG, mencatat awan panas teramati sebanyak empat kali dengan jarak luncur 1 km-1,5 km ke arah barat daya, dua di antaranya ke hulu Sungai Krasak dan Boyong. Sedangkan lava pijar guguran sebanyak sembilan kali dengan jarak luncur 300-700 meter juga ke arah barat daya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait