YOGYAKARTA, iNews.id - Upaya mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengajak dosen dan guru besar menyatakan sikap terhadap kondisi demokrasi saat ini ditolak rektorat. Gerakan ajakan diskusi tersebut bahkan dibubarkan pihak rektorat dengan alasan tidak ada izin.
Sebelum diskusi dimulai, berkembang pesan poster berantai di media sosial berisi tentang "Seruan Konsolidasi: Mengundang Dosen, Mahasiswa, dan Seluruh Sivitas Akademika UNY. Sadarkan Rakyat dari Pesta Demokrasi yang Dinodai secara Terang-terangan". Acara sedianya digelar di Teras Rektorat UNY, jam 13.00 WIB, Selasa (6/2/2024). Namun, acara tersebut batal karena dibubarkan pihak kampus.
Koordinator mahasiswa, Farras Raihan menjelaskan, kegiatan itu bukan demonstrasi atau pembacaan pernyataan sikap melainkan diskusi. Dia berencana mengajak para dosen dan guru besar untuk segera bersuara berkaitan dengan situasi terkini demokrasi di Indonesia.
"Kami.mengajak dosen dan guru besar yang ilmunya pasti jauh di atas kami untuk turut berdiskusi. Harapannya bagaimana UNY menyikapi situasi demokrasi saat ini dan menyatakan keberpihakannya," kata Ketua BEM UNY ini.
Dia menuturkan, mahasiswa sebenarnya sudah mengajukan surat permohonan atau izin sehari sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan. Namun justru ada semacam intimidasi oleh oknum dosen dengan menebar ancaman di salah satu WA Group kampus tersebut.
"Kami mendapat tekanan-tekanan untuk tidak menggelar kegiatan ini, bahkan ada dosen yang menyatakan akan memberi sanksi ke mahasiswa yang ikut," tutur Farras sambil menunjukkan tangkapan layar di grup percakapan soal ancaman itu.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait