Untuk mengatasi persoalan sampah memang harus dimulai dengan pengurangan dari sumber. Jika hulu sampah diperhatikan maka nanti volume sampah yang dibuang ke TPST akan mengalami penurunan.
Bantul sendiri dalam sehari mampu menghasilkan sampah sebanyak 100 ton. Dan dalam setahun naik 5-10 ton karena Pertambahan sampah itu adalah eksponsential dengan jumlah penduduk, alias tidak ada pembanding pasti.
Pihaknya sendiri sudah memiliki 36 armada pengangkut sampah. Namun baru 16 dari 17 Kapanewon yang mereka layani.
Kapanewon Dlingo belum mendapatkan layanan armada sampah dari DLH karena karakteristiknya masih perdesaan dengan pekarangan yang luas masih bisa melakukan pengolahan. "Menambah jangkauan layanan perlu persiapan infrastruktur," ujarnya.
Menurutnya pengelolaan sampah melalui BUMKal memang cukup efektif mengurangi sampah yang masuk ke TPST Piyungan. Dia mencontohkan TPA Kalurahan Panggungharjo Kapanewon Sewon mampu mengelola 5-10 ton sampah dalam sehari dari kapasitas 30 ton perhari.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait