YOGYAKARTA, iNews.id - Komisi A DPRD DIY meminta Pemda DIY lebih peduli terhadap situs-situs peninggalan sejarah. Mereka berharap Museum Soekarno dibangun di Yogyakarta sebagai bagian sejarah di masa lalu yang pernah menjadi ibu kota Indonesia.
Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto mengatakan, wisata sejarah akan menjadi tren wisata yang bakal dikunjungi oleh masyarakat. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghargai peran para pendahulu bangsa termasuk Bung Karno. Salah satunya dengan menghadirkan destinasi wisata sejarah di Yogyakarta.
Eko menyebut ibu kota Indonesia pernah berpindah ke Yogyakarta, yang tentu menjadi sejarah panjang yang harusnya diabadikan dalam sebuah museum.
"Kita ingin ada museumnya (museum Bung Karno di Jogja) biar rakyat ngerti bahwa di Jogja ini ada tempat, ada museum yang kemudian bisa dinikmati oleh semua orang," ujar Eko Suwanto, Jumat (17/2/2023).
Keberadaan destiniasi wisata sejarah akan mendorong anak muda penerus bangsa bisa dengan mudah memahami sejarah panjang bangsa. Termasuk meneladani jasa para pahlawan pendahulu bangsa.
"Ini menjadi inspirasi untuk generasi muda belajar tentang kebangsaan dan perjuangan kita. Kami merekomendasikan kepada Pemda DIY untuk lebih peduli terhadap situs-situs tempat tempat yang memiliki sejarah kebangsaan yang hebat," ujarnya.
Eko mengatakan melalui destinasi wisata sejarah, akan lebih mudah menggelorakan semangat perjuangan kepada generasi penerus bangsa. Hal ini seperti yang dilakukan dengan Gedung Indonesia Mengugat yang ada di Bandung.
Politisi PDIP ini mengaku sengaja mengkhidmati sejarah Bung Karno dan Pancasila di Kota Bandung guna melengkapi Perda Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan. Menurutnya sejarah perjuangan Bung Karno dan seluruh pejuang kemerdekaan sangat patut dicontoh generasi muda masa kini untuk menghadapi tantangan.
"Semangat juangnya tetap relevan untuk ditiru anak muda saat ini. Komisi A mendorong Pemda DIY untuk mewujudkan museum kebangsaan sebagai pelengkap Perda yang sudah kita miliki," kata Eko.
Tempat Bersejarah Perjuangan Keisimewaan DIY
Hal senada diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi A DPRD DIY, Sudaryanto. Menurutnya tidak kalah pentingnya adalah sejarah lahirnya Keistimewaan DIY melalui UU nomor 13 tahun 2012.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menyebut ada tiga tempat bersejarah dalam perjuangan status keistimewaan DIY.
"Yang pertama gedung DPRD DIY, Alun-Alun Utara dan Gedung DPR RI," ujarnya.
Dia mengingatkan agar Pemda memiliki perhatian khusus terhadap sejarah lahirnya Keistimewaan DIY ini. Jangan sampai tempat-tempat bersejarah diubah seenaknya.
“Ini perlu perhatian Pemda DIY tentang asal muasal atau sejarah panjang UU Keistimewaan. Jangan sampai warga Jogja tidak paham tempat-tempat bersejarah lahirnya keistimewaan DIY," ucapnya.
Untuk diketahui, gedung DPRD DIY dan Alun-Alun Utara memang menjadi tempat penting dalam memperjuangkan keistimewaan DIY. Apa yang diungkapkan Sudaryanto sedikit banyak menggambarkan kondisi terkini tempat-tempat bersejarah dalam perjuangan Keistimewaan DIY tersebut.
Alun-Alun Utara ini menjadi saksi bagaimana puluhan ribu masyarakat DIY menyampaikan aspirasi melalui Piswonan Ageng. Namun saat ini kondisi Alun-Alun Utara sudah sangat berubah.
Jika dulu semasa perjuangan keistimewaan masyarakat bisa dengan mudah mengakses Alun-Alun Utara sebagai ruang publik, tapi kondisi berbeda terjadi usai DIY mendapat status keistimewaanya. Saat ini Alun-Alun Utara dikelilingi pagar besi sehingga masyarakat sulit untuk mengaksesnya sebagai ruang publik.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait