Dibandingkan dengan puncak pada April lalu di tengah operasi militer Moskow di Ukraina, total volume ekspor minyak dan produk minyak Rusia pada Juni turun sebesar 530.000 barel per hari atau turun 7 persen. Akan tetapi, pendapatan ekspor justru meningkat sebesar 2,3 miliar dolar AS (naik 13 persen), menurut badan itu.
IEA mengungkapkan, ekspor minyak mentah Rusia turun 250.000 barel per hari menjadi hanya di atas 5 juta barel per hari, masih sedikit di atas rata-rata tingkat ekspor sebelum agresi militer Moskow di Ukraina.
Pada saat yang sama, laporan itu mengatakan bahwa produktivitas penyulingan minyak di Rusia juga meningkat 420.000 barel per hari dalam sebulan menjadi 5,4 juta barel per hari. Ini adalah nilai tertinggi sejak Februari lalu.
IEA mengaitkan hal tersebut dengan dimulainya kembali aktivitas penyulingan minyak di wilayah Tuapse oleh raksasa energi Rusia, Rosneft, setelah sempat terhenti selama tiga bulan.
Menurut Kementerian Keuangan Rusia, harga rata-rata Ural—nama referensi minyak mentah Rusia—meningkat 10,7 persen pada Juni dibandingkan dengan Mei, atau naik sekira 1,2 kali dari tahun ke tahun (YoY) menjadi 87,25 dolar AS per barel.
Harga rata-rata untuk Ural pada paruh pertama tahun ini adalah 84,09 dolar AS per barel, dibandingkan 63,35 dolar AS per barel untuk periode yang sama pada 2021.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait