Selain itu untuk memutuskan tatap muka di sekolah juga harus melibatkan sejumlah pihak, mulai dari Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan juga pakar epidemiologi. Terutama untuk membantu merumuskan langkah-langkah yang perlu diambil di masing-masing daerah, mulai dari asesmen kesiapan hingga manipulasi infrastruktur.
“Ini penting karena pengambilan keputusan ini tidak cukup didasarkan pada zonasi risiko Covid-19. Sebab zonasi kurang bagus akurasinya, sehingga perlu ditambah dengan parameter lain seperti positivity rate,” ujarnya.
Positivity rate sendiri, diharapkan berada di bawah angka 5%. Namun indikator ini perlu dilihat dari masing-masing daerah, bukan indikator secara nasional.
“Dan ini salah satunya selain jumlah yang di-tracing, juga jumlah kasus aktif, jumlah kasus baru, ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, dan lainnya,” katanya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait