Perempuan itu mendapat status warga negara Swedia pada 1990-an lalu memutuskan masuk dalam kepolisian.
Dia bertugas sebagai petugas penjaga perbatasan dan memiliki akses ke sejumlah sistem informasi sensitif. Selain itu dia juga berhubungan dengan banyak orang dari negara-negara bekas pecahann Uni Soviet sesuai tugas sebagai penjaga perbatasan.
Menurut rekan-rekannya, dia menginterogasi beberapa orang asing yang dicurigai berasal dari bekas Soviet. Saat interogasi mereka tidak berbicara bahasa Swedia melainkan Rusia dan tak ada penerjemah formal. Ini menimbulkan kecurigaan atas aktivitas mata-mata.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait