Ilustrasi pasukan militer tengah melakukan patroli di daerah operasi. (Foto: Ist)

Waktu berlalu, masa tugas pasukan di daerah operasi segera berakhir. Pasukan sudah bersiap-siap pulang.

Rakyat di kampung tersebut rupanya mengetahui perbuatan si pemimpin pasukan terhadap anak kepala suku. Mereka kemudian menyergap dan menyerang pos. Seluruh pasukan gugur. Mantan Danjen Kopassus itu tidak menyebutkan berapa jumlah korban yang menjadi korban jiwa dalam insiden itu.

"Ternyata, tinggal beberapa hari sebelum pasukan tersebut akan pulang dari daerah operasi, rakyat kampung tersebut secara senyap melakukan penyergapan terhadap pos tersebut dan seluruh pasukan mati. Ini peristiwa yang cukup menggegerkan TNI pada saat itu," kata Prabowo.

Dari kejadian itu, Prabowo menyebutkan ada pelajaran yang harus dipetik. Pertama, letnan tersebut melanggar kaidah-kaidah yang diajarkan di TNI. Sebagai seorang prajurit TNI, seharusnya dia membela kepentingan rakyat. 

"TNI adalah tentara rakyat. Masa TNI mengambil anak kepala suku dan memperlakukannya sebagai 'gundik', dan diketahui oleh seluruh suku tersebut," katanya.

Tragedi berdarah itu dipastikan karena suku asal si perempuan yang dijadikan sebagai gundik merasa sakit hati dan dendam. Termasuk juga perempuan yang dijadikan gundiknya. Sikap arogan sang perwira kemudian mengakibatkan bencana bagi anak buahnya.

"Rasa sakit hati, rasa dendam pasti yang terjadi. Sikap arogan yang disebut 'adidang, adigung, adiguna' ini justru yang mengakibatkan bencana bagi anak buahnya," katanya.


Editor : Ainun Najib

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network