Tiket masuk Gua Pindul Gunungkidul yang dikembalikan operator ke BUMDes. (Foto : iNews.id /erfan Erlin)

GUNUNGKIDUL, iNews.id- Gua Pindul kembali bergejolak. Untuk kesekian kalinya para operator tidak sepakat dan keberatan dengan kebijakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Maju Mandiri yang menaungi mereka. Para operator keberatan dengan pungutan dari BUMDes di samping menilai tidak ada transparansi.

Mereka melakukan aksi pengembalian tiket. Aksi itu mereka lakukan Senin (2/1/2023) siang kemarin. Sebanyak 9 dari 11 operator Gua Pindul mengembalikan tiket yang dicetak oleh pihak BUMDes. Mereka menginginkan adanya revisi dan kesepakatan ulang antara operator dengan BUMDes.
 
Sekretaris kelompok wisata Tunas Wisata (salah satu operator Goa Pindul), Carlos Boromeus mengatakan, sebenarnya sejak hari Minggu (1/1/2023) kemarin, sudah tidak ada lagi pemberian tiket ke BUMDes. Hal tersebut merupakan kesepakatan beberapa operator di bawah naungan BUMDes. "Karena itu maka kami kembalikan tiketnya,"kata dia.

Dia menyebutkan selama ini semua operator wajib memberikan setoran Rp5.000 untuk setiap tiket yang terjual. Di mana harga tiket adalah sebesar Rp40.000 dengan pembagian Rp35.000 untuk operator dan Rp5.000 disetorkan ke BUMDes.

Tarif Rp5.000 tersebut sepengetahuan mereka belum ada kesepakatan dengan semua operator. Karena keputusan hanya diambil berdasarkan kesepakatan antara BUMDes, Kalurahan dan beberapa operator saja.

"Dulu kan awalnya kami menjual tiket Rp35.000, sejak awal Goa Pindul dibuka. Tapi sejak 2017 atau ketika BUMDes terbentuk, tiket dinaikkan jadi Rp40.000 karena yang Rp5.000 untuk BUMDes," ujarnya.

Dengan dana Rp5.000 per pengunjung ini, sebenarnya BUMDes mendapatkan hasil cukup besar tanpa bekerja. Karena satu operator biasa menyetor ke BUMDes sebesar Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta setiap pekannya. Jika dikalikan 10 operator maka minimal BUMDes mendapatkan setoran Rp20 juta setiap pekannya atau Rp80 juta perbulan.

Hanya saja, meskipun setoran mereka cukup besar namun selama ini feedback untuk operator sangat minim. Tidak ada peningkatan kapasitas SDM dari para operator ataupun penambahan fasilitas di objek wisata ataupun untuk para operator ini. "Lha untuk kami itu tidak diberi apa-apa,"kata dia.

Salah seorang perwakilan operator lain yang enggan disebutkan namanya menambahkan, selama ini tidak ada transparansi pengelolaan dana dari retribusi yang mereka berikan tersebut. Sehingga para operator merasa kecewa dengan pertanggungjawaban pengelolaan dana tersebut. "Kami menuntut revisi penarikan diturunkan. Dari Rp5.000 jadi Rp2.000,"ungkap dia.

Menurutnya, tuntutan tersebut sengaja mereka layangkan karena kondisi pengunjung Goa Pindul kini cenderung sepi dan belum normal seperti sedia kala. Terlebih kini harga yang mereka patok untuk tiket masuk Gua Pindul sudah tidak banyak bersaing di pasaran.


Editor : Ainun Najib

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network