YOGYAKARTA, iNews.id- Aktivitas vulkanis Gunung Merapi masih tinggi. Gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan DIY mengalami 12 kali gempa guguran selama periode pengamatan Selasa mulai pukul 00.00-06.00 WIB.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso menyebutkan gempa guguran itu memiliki amplitudo tiga sampai 11 mm selama 24.1-142.4 detik.
"Gunung Merapi juga tercatat mengalami empat kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3 mm selama 7.1-7.6 detik, dan 10 gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 4-14 mm selama 6.8-10.6 detik," ujar Agus melalui keterangan tertulisnya, Selasa.
Agus menambahkan, berdasarkan pengamatan visual, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 20 sampai 30 meter di atas puncak kawah.
Sementara dari hasil analisis morfologi pada periode 21 - Oktober 2022, tidak teramati perubahan ketinggian pada kubah barat daya maupun kubah tengah.
"Volume kubah terhitung tetap, yaitu untuk kubah lava barat daya sebesar 1.626.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.772.000 meter kubik. Tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan dari kubah barat daya dan kubah tengah," ujarnya.
Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak hingga area dalam sektor selatan-barat daya. Di antaranya Sungai Boyong sejauh maksimal lima km serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh km).
"Selain itu, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area di sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro (sejauh maksimal tiga km) dan Sungai Gendol (sejauh lima km)," ujarnya.
Jika Gunung Merapi mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya menurut Agus bisa menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait