Meski belum juara umum, namun menurutnya prestasi ini sangat membanggakan di tengah fasilitas yang minim. Karena tidak memiliki arena sepatu roda, maka atlet cilik ini harus berlatih di Pasar Sapi Siyono Harjo. Aspal yang ada di pasar sapi-pun sebenarnya sangat tidak layak untuk latihan sepatu roda.
Hal ini cukup disayangkan mengingat sebenarnya peminat sepatu roda di Gunungkidul cukup banyak. Namun Gunungkidul tidak memiliki sarana yang memadai untuk mendukung para atlet berkembang.
Padahal di satu sisi, piagam atau medali dari kejuaraan sepatu roda tersebut bisa menjadi nilai tambah para pelajar ketika hendak mencari sekolah. Di samping itu, sepatu roda sebenarnya juga bisa membantu sektor pariwisata untuk mendatangkan wisatawan.
"Kalau pas kejuaraan itu bisa 1.800 orang yang datang dari berbagai daerah bahkan luar negeri. Mereka akan menginap, tentu multiplayer efeknya cukup besar. Pemerintah seharusnya mendukung atlet sepatu roda ini dengan memberikan fasilitas," katanya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait