JAKARTA, iNews.id - Setelah sekitar 10 bulan lamanya, hasil investigasi penyebab kecelakaan bus pariwisata di Bukit Bego, Imogiri, Bantul akhirnya keluar. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut kecelakaan yang menewaskan belasan orang itu akibat kegagalan sistem pengereman.
Plt Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan LLAJ KNKT Wildan mengatakan faktor penyebab kecelakaan ini akibat pada saat menghadapi jalan sub-standar, pengemudi menggunakan gigi tinggi sehingga melakukan pengereman panjang berkali-kali. "Iniberdampak pada penurunan angin sistem rem secara cepat," katanya dalam media rilis secara daring di Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Wildan mengatakan, pengemudi bus menggunakan gigi tinggi di jalan menurun yang cukup curam. Hal ini memberikan daya dorong yang sangat besar pada kendaraan tersebut.
Penggunaan gigi tinggi inilah yang memaksa pengemudi melakukan pengereman berulang ulang sehingga bus mengalami tekor angin.
"Kondisi tersebut membuat tenaga pneumatic yang dihasilkan sistem rem tidak mampu memberikan daya dorong kampas menekan tromol. Jejak pengereman yang terputus putus dan semakin tipis pada jarak 200 meter di lokasi kejadian menunjukkan penurunan tenaga pneumatic tersebut," ujarnya.
Wildan mengatakan, pengemudi saat itu mencoba menurunkan ke gigi rendah pada saat kendaraan melaju dengan cukup kencang. Akibatnya terjadi kegagalan pada sistem transmisi.
"Pengemudi bus dan truk jangan sekali-sekali menurunkan gigi di jalan menurun. Saat putaran roda sangat tinggi kemudian anda menurunkan gigi maka proporsi putaran mesin dan roda tidak seimbang sehingga akhirnya masuk ke gigi netral," katanya.
Wildan menyembut berdasarkan hasil dan data investigasi yang diperoleh KNKT menyebutkan kasus kecelakaan yang disebabkan oleh rem blong rata-rata akibat kecepatan yang sangat tinggi.
"Para pengemudi biasanya mencoba menurunkan gigi sebagai upaya untuk melakukan engine brake, padahal pada kecepatan tinggi sistem transmisi justru akan berpindah pada gigi netral," ucapnya.
Wildan juga menegaskan, tidak ada satupun teknologi otomotif yang mengizinkan pengemudi memindahkan gigi lebih rendah di jalan menurun karena mesin akan hancur.
"Saat akan menurunkan gigi pasti menginjak kopling, sehingga daya dorongnya menjadi maksimal. Sistem transmisi pasti akan menolak, kalaupun masuk pasti giginya rompal," ujarnya.
Untuk diketahui kecelakaan bus pariwisata menabrak tebing di Bukit Bego, Imogiri, Bantul ini terjadi pada Minggu tanggal 6 Februari 2022 silam. Peristiwa ini menyebabkan 14 orang meninggal dunia, 4 orang luka berat dan 29 orang luka ringan.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait