YOGYAKARTA, iNews.id – Informasi seputar Covid-19 yang berlebihan bisa memicu rasa cemas, khawatir dan stress bagi sebagian orang. Ini merupakan gejala gangguan psikosomatik.
Dokter Spesialis Penyakit dalam Konsultan Psikosomatis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM Noor Asyiqah Sofia mengatakan, cemas dan kekhawatiran ini kerap diikuti dengan perasaan ada gejala seperti Covid-19. Seperti sesak nafas batuk dan gangguan pencernaan.
“Gejala seperti itu, sebenarnya manifestasi dari gangguan psikosomatik,” katanya, Selasa (25/8/2020).
Guna mencegah munculnya gangguan ini, masyarakat disarankan untuk meningkatkan respons relaksasi tubuh terhadap stres. Cara yang bisa dilakukan dengan berolahraga dan istirahat yang cukup. Selain itu juga dengan mengatur pola makan yang bergizi dan seimbang. Tidak kalah penting meningkatkan kualitas spiritual dan religiusitas.
“Makanan bergizi dapat membantu menurunkan kadar hormon kortisol dan adrenalin yang meningkat saat stres,” katanya.
Jika sudah ada gangguan, perlu pendekatan holistik. Baik melalui pendekatan untuk mengatasi gangguan psikis maupun gangguan fisik. Seperti sesak napas, perlu pendekatan gangguan cemas dan pemberian obat-obatan.
Noor Asyiqah mengatakan, psikosomatik muncul karena kurangnya kemampuan beradaptasi dalam menghadapi stres. Penyakit ini dapat terjadi melalui proses emosi yang diproses otak dan disalurkan melalui susunan saraf ke organ-organ tubuh. Misalnya, saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan sistem hormonal.
Gangguan psikosomatik bisa terjadi pada orang yang sehat, atauapun kepada orang yang kondisi fisiknya sudah mengalami kelainan. Pada orang yang sehat, gangguan ini menimbulkan rasa berdebar-debar, keringat dingin dengan keluhan pencernaan seperti mual atau gangguan tidur.
“Kalau dialami orang yang fisik sudah sakit, psikosomatik bisa memperberat penyakit yang telah dideritanya,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait