Widi menambahkan, kegiatan Mubeng Beteng ini juga merupakan salah satu upaya menjaga keistimewaan. Kraton Yogyakarta juga memiliki ritual sama yang diselenggarakan setiap malam 1 Muharram atau malam 1 Suro.
Tradisi Mubeng Beteng ini ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dari DIY. Esensi tradisi ini sebagai momen untuk refleksi bersama, melakukan perenungan, kontemplasi dan memohon perlindungan untuk perjalanan setahun ke depan. Di mana peserta mubeng Beteng biasanya tidak diperkenankan berbicara atau Topo Bisu.
Di mana Para Abdi Dalem biasanya melepas kerisnya tanpa sandal berjalan karena ingin merasakan alam dan Tuhan di dalam perjalanan yang disimbolkan dengan ritual ini. Kegiatan ini awalnya adalaj kontemplasi merenung dan kemudian mengingat alam semesta dengan Mubeng Beteng itu.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait