Pada malam harinya bakal ada Bedol Songsong dengan menggelar pertunjukan wayang kulit. Pada prosesi Grebeg Maulud akan ada arak-arakan Gunungan Lanang Wedok yang dikawal oleh bregodo atau prajurit. Nanti Manggalayuda akan dilaksanakan oleh Kanjeng Pangeran Noto Negoro.
"Dulu Ngarso Dalem Sri Sultan HB X pernah menjadi Manggalayuda, tahun 1972," ujarnya.
Selain Gunungan, nantinya juga akan ada dua ekor gajah milik Keraton Yogyakara bakal menyertai arak-arakan ini. Kedua gajah ini akan ikut arak-arakan gunungan menuju ke Puro Pakualaman. Sementara yang ke Kompleks Kepatihan tanpa disertai gajah.
Pada prosesi Grebeg ada tiga pasang gunungan yang bakal diperebutkan masyarakat. Yang pertama di Masjid Gedhe Kauman, Kompleks Kepatihan dan Puro Pakualaman. Gunungan ini akan dikawal bregada.
"Selama prosesi Grebeg Maulud masyarakat diminta tidak menerbangkan drone karena dapat menakut-nakuti gajah. Selain itu juga tidak boleh mengembangkan payung, karena kuda juta takut itu," ujarnya.
Sekretaris Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Jalaludin mengatakan, tahun ini prosesi Sekaten tanpa pasar malam seperti tahun-tahun sebelumnya. Pelaku UMKM yang biasanya turut serta pada gelaran pasar malam akan difasilitasi dengan gelaran Sekati ing Mal.
“Sekati ing Mal ini diinisiasi Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM," ujarnya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait