Pernyataan itu muncul di tengah aksi protes para pendukungnya selama berbulan-bulan yang mendukung seruan al-Sadr untuk pembubaran Parlemen Irak. Al-Sadr menyerang lawan politiknya lewat pernyataan tersebut, menilai saingan politiknya tidak mendengarkan seruannya untuk reformasi.
Sejak akhir Juli, ketika kelompok itu menyerbu gedung parlemen dan mencegah saingan al-Sadr untuk menunjuk perdana menteri baru, banyak dari pendukung al-Sadr telah berpartisipasi dalam aksi duduk di luar Parlemen Irak.
Dalam pemilihan anggota parlemen pada Oktober 2021, pendukung al-Sadr berhasil memenangkan kursi terbanyak. Akan tetapi, mereka tidak dapat membentuk pemerintahan.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait