YOGYAKARTA, iNews.id- Demo mahasiswa menolak kenaikan harga BBM di depan Gedung Agung, Yogyakarta pada Kamis (14/09/2022) lalu sempat diwarnai aksi bakar jas almamater oleh salah seorang mahasiswa UGM. Pihak kampus berharap masalah ini tidak berkepanjangan.
"Kami turut menyesali kejadian itu ya. Tetapi ya sudahlah, itu bagian dari pembelajaran," kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Alumni UGM, Arie Sujito, Sabtu (17/09/2022).
Arie Sujito tak ingin ambil pusing soal jas almamater UGM yang dibakar oleh mahasiswa dalam aksi demo itu. Dia menilai jika kampus UGM terpancing dengan hal tersebut justru akan terjadi pergeseran isu yang mana demo penolakan kenaikan harga BBM menjadi isu pembakaran jas almamater.
Dia mengatakan UGM tidak mengecam atas tindakan mahasiswa itu. UGM tetap akan menghormati demontrasi yang dilakukan oleh mahasiswa meskipun diwarnai pembakaran jas almamater UGM.
"Tetapi saya kira itu tidak relevan sebetulnya membakar jaket itu sebagai orang untuk membuat UGM ambruk. Kita tidak terlalu risau soal itu," ujarnya.
Arie menyebut jika UGM tidak ingin pembakaran jas almamater menjadi masalah berkepanjangan. Meskipun, kata dia ada sejumlah alumni yang marah dan kecewa dengan tindakan mahasiswa yang membakar almamater.
"Ya kalau kecewa itukan tidak harus dengan membakar almamater. Karena hal itu akan mempengaruhi psikologi orang-orang yang lain," kata dia.
Sementara itu, dikatakan oleh koordinator media dan peliputan aksi massa Aliansi Rakyat Bergerak (ARAK) pada demo hari Kamis lalu, Brian mengatakan, UGM sebagai lembaga pendidikan yang cukup berpengaruh justru diam dan tidak segera mengambil tindakan atas keputusan pemerintah menaikkan harga BBM.
"Kami merasa kecewa dengan UGM sebagai universitas yang berpengaruh justru tidak mengambil sikap atas keputusan pemerintah," kata dia.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait